Wednesday, 24 January 2018
Pizza Crust ala Pizza Hut
Ngomongin pizza pasti ingetnya langsung Pizza Hut. Brand pizza legendaris yang belum nemu tandingannya. Anak-anak saya penggemar genre roti termasuk pizza. Selama ini belum pernah masuk ke gerai Pizza Hut. Alhamdulillah ada saja yang baik hati ngasih Pizza Hut. Rezeki anak salehah ya... Norak? Iya, saya memang tak pernah membiasakan mereka makan junk food. Apalagi menikmatinya di gerainya. Wah, bisa ketagihan dan bikin kantong bolong. Hihi... dasar emak-emak. Kalo sudah begini, ya pastilah ada konsekuensi. Bikin homemade pizza.
Nah, bicara pizza ternyata ada juga salah kaprahnya. Yang banyak dijual di tempat umum itu bukan the real pizza, tapi roti pizza. Adonan kulitnya roti, jadi empuk. Mungkin selera orang Indonesia kali ya. Padahal the real pizza seperti punya Pizza Hut itu crust. Krispi di pinggir, dalamnya empuk. Adonan nggak pake telur, nggak pake butter/margarin tapi minyak. Biasanya minyak zaitun.
Berikut ya resep pizza ala Pizza Hut.
Bahan:
560 gram terigu
30 gram susu bubuk
320 ml air hangat
11 gram ragi instan
1 sdm gula pasir
1/2 sdt garam
2 sdm minyak goreng, lebihkan untuk memoles adonan
Topping (sesuai selera ya):
Saus tomat
Paprika
Sosis/daging
Oregano
Keju
Mayonais
Cara membuat:
1. Larutkan ragi instan dan gula pasir ke dalam air hangat. Biarkan sampai berbuih dan mengembang. Membutuhkan waktu sekitar 5 menit.
2. Siapkan terigu, susu bubuk. Aduk rata. Tambahkan larutan ragi. Uleni sebentar. Masukkan garam dan minyak goreng. Uleni sampai kalis elastis. Cirinya: adonan kenyal, tidak mudah putus, bila dibentangkan membentuk membran tipis.
3. Bulatkan. Siapkan wadah yang telah disemprot minyak goreng. Taruh adonan di dalam wadah tersebut. Beri minyak goreng tipis-tipis pada permukaan adonan. Tutup dengan serbet lembab. Istirahatkan di tempat yang hangat sampai mengembang dua kali lipat. Biar proses proofing ini cepat, saya taruh di atas magicom.
4. Bagi adonan menjadi tiga. Siapkan loyang yang telah disemprot minyak. Pipihkan adonan dengan menggunakan jari tangan. Tusuk-tusuk permukaan kulit pizza dengan garpu agar saat dioven tidak menggelembung. Bagian pinggir gulung agar membentuk bulatan cantik. Isi dengan topping sesuai selera.
5. Panggang sampai kulit berwarna coklat keemasan.
Nah, pizza siap dipotong-potong dan disajikan. Kulitnya bagian luar krispi, dalemnya empuk tapi tidak selembut roti. Kebetulan untuk topping saya seadanya di kulkas. Tanpa mozarella jadi tidak ada sensasi molor hehe...
Monday, 22 January 2018
Brownies Nyoklat ala Sriboga
Brownies yang nyoklat itu mantep banget. Nagihin, ngangengin. Kata chef, asal bahan yang digunakan berkualitas plus teknik yang betul, dijamin joss tenan hasilnya. Orang bilang, ada harga ada rasa. Iya, saya pernah nyoba pake coklat bubuk murah meriah. Eh, hasilnya jauh dari harapan. Kapok? Iya, secara saya kurang pintar memanipulasi bahan kali ya.
Btw, saya sudah cukup lama belajar teknik bikin brownies yang benar. Haha... biar tidak tersesat ya. Biar bisa membedakan antara cake coklat dan brownies dan tentu saja ciri utama brownies. Yap, munculnya shiny crust, lapisan coklat tipis yang retak-retak. Awal-awal bikin dulu, nggak pernah sukses. Salah satu rahasianya nih, ngocok brownies cukup pake whisker sampai gula larut sama telur. No mixer ya. Berat? Nggak deh! Anak ragilku yang masih umur 6 tahun sukses kok ngocoknya.
Kali ini saya mencoba tepung Sriboga. Kalo Bogasari sudah terlalu mainstream kan. Tertarik pake Sriboga berawal dari IG chef Wendi Ernaz, kreasi rotinya wow pake banget. Beruang Biru tepung terigu serba guna ada bonus resep brownies. Saya pake setengah resep.
Bahan:
300 gram gula pasir
200 gram telur (saya pake 3 butir)
2 sdt vanili esense (saya pake vanili bubuk)
170 gram terigu beruang biru
25 gram susu bubuk
1 1/4 sdt baking powder
225 gran margarin
200 gram DCC (saya pake Colatta)
150 gram kacang mete (saya skip, anak-anak nggak suka)
50 gram chocochips
Cara membuat:
1. Lelehkan DCC dan margarin dengan cara ditim. Dinginkan.
2. Kocok gula pasir, telur, vanili hingga gula larut.
3. Ayak terigu, susu bubuk, coklat bubuk. Aduk rata.
4. Masukkan lelehan DCC ke dalam larutan gula, aduk rata.
5. Tambahkan campuran terigu secara bertahap sambil aduk.
6. Panaskan oven.
7. Siapkan loyang yang telah dialas baking paper dan dipoles margarin tipis-tipis. Tuang adonan. Taburi chocochips.
8. Panggang hingga matang. Lakukan tes tusuk. Bisa dengan tusuk sate. Bila adonan tidak lengket di tusuk sate artinya brownies sudah matang.
9. Keluarkan dari oven, dinginkan. Baru potong-potong.
Brownies itu lebih nikmat kalo diinapkan ya. Jadi besoknya baru dinikmati. Asli nyoklatnya mantep. Dalemnya moist, luarnya ada sensasi crust khas brownies. Mantep deh. Apalagi kalo pake butter, wanginya pasti nggak nahan. Sayangnya pas ke TBK adanya kemasan 1 kg harganya 200 ribu sekian. Haha... skip dulu deh, uang di dompet nggak cukup. Next time saja. Ini saja sudah cukup puas kok. Apalagi lihat shiny crust-nya jadi berasa seksi browniesnya.
Wednesday, 10 January 2018
Premiks Brownies Nutricake
Premiks brownies Nutricake ini ada beberapa varian. Coklat, pisang, ada lagi saya lupa hehe... Untuk mengeksekusi satu kemasan cukup ditambah satu butir telur, 5 sdm air, dan 50 gram margarin/butter/minyak goreng. Hasil jadinya bisa untuk loyang ukuran kurang kebih 20x10x5 cm. Semua bahan cukup dimix manual pake balon wisk, nggak perlu mixer. Saya pake spatula saja. Ya, bikin brownies kan memang nggak perlu mixer hihihi...
Karena adonan coklatnya terlihat kurang nyoklat akhirnya bagian atas kutaburi DCC cincang. Kenapa kurang nyoklat? Di komposisi tercantum coklat bubuk dan Dark Chocolate Compound. Tapi menurutku jumlah DCCnya dikit banget. Alhasil betul, coklat khas browniesnya kurang nendang. Shiny crustya dapat tapi tipis banget. Secara tekstur lebih cakey ya... At least, bagi brownies lover, premiks ini kurang nendang. Tapi bagi yang ingin menikmati brownies secara instan atau bikin bekal, bisalah jadi alternatif.
Subscribe to:
Posts (Atom)