Wednesday, 26 July 2017

Empek Empek Lenjer Maknyuss



Di kantin sekolah anak-anak ada yang jualan empek-empek. Anak-anak cerita mereka suka. Sering beli ceritanya. Saya jadi penasaran. Empek empek harga dua ribu dapat 2 biji plus kuah itu seperti apa ya. Murah meriah kan? Suatu saat saya titip ke anak-anak biar mereka beli untuk dimakan di rumah. Kata anak-anak sih enak. Tapi menurut saya kok alot. Tapi ya maklumlah harga segitu. Mungkin ya harus skip telur agar harga jualnya terkejar. Nah, ini jadi tantangan buat saya. Bisa bikin empek-empek yang nggak alot. Empek-empek dos dulu saja. Bila berhasil, lain waktu bikin empek-empek yang ada campuran ikannya. 

Setelah googling, lihat youtube, pilihan jatuh pada resep Ny. Liem yang dipraktikkan Mbak Endang. Versi saya bukan yang kapal selam, tapi lenjer saja. Nyari yang simpel karena buru-buru untuk bekal anak-anak ke sekolah. Bikinnya menjelang subuh, sementara jam 6 harus ready. Jadi bikinnya disambi menyiapkan sarapan. 

Bahan adonan empek-empek:
250 ml air kaldu (saya pakai kaldu ayam)
2 sdt garam
125 gram terigu
200 gram tapioka
2 butir telur

Cara membuat:
1. Didihkan kaldu. Tambahkan garam, aduk hingga larut. Kecilkan api. Gunakan api yang paling kecil (seperti nyala waktu elpiji mau habisya). Tuangkan secara bertahap terigu sambil diaduk dengan spatula. Aduk dengan cepat agar tidak gosong dan keras. Aduk sampai kalis. 
2. Angkat adonan. Biarkan hingga hangat. Masukkan telur satu persatu, aduk hingga tercampur rata dengan adonan hingga membentuk adonan yang lembut dan tidak menggumpal. 
3. Tambahkan tapioka secara bertahap sambil diuleni hingga kalis dan adonan mudah dipulung. Taburi tangan dengan tapioka agar tidak lengket. 
4. Bagi adonan menjadi bulatan-bulatan lalu bentuk lonjong. Didihkan air di dalam panci yang telah ditambah 1 sdm minyak goreng agar tidak lengket. Masukkan empek-empek. Rebus hingga mengapung. Angkat dan ditiriskan.
5. Goreng hingga berwarna kuning kecoklatan. 

Bahan cuko:
500 ml air
200 gram gula merah
100 gram gula pasir
100 ml air asam jawa
8 siung bawang putih
2 buah cabe rawit
1 buah cabe besar
2 buah udang segar
1/2 sdm garam

Cara membuat:
1. Haluskan bawang putih, cabe, udang, dan garam.
2. Didihkan air, tambahkan gula, asam, bumbu halus. Rebus hingga mendidih. 
3. Saring cuko, sisihkan ampasnya.





Untuk penyajian, potong-potong dulu empek-empek lenjer. Taruh di dalam mangkung lalu tuang dengan cuko. O ya, tanpa dipotong-potong juga bisa kok. Ini ukurannya masih tergolong semi bite size. Dua kali hap lah hehe ... Disajikan selagi hangat sangat yummy. Kalo tidak segera dikonsumsi, sebaiknya setelah selesai direbus, tiriskan dulu sampai dingin lalu masukkan dalam wadah kedap udara. Simpan di freezer. Kapan saja mau disajikan tinggal digoreng. Praktis untuk cemilan, sarapan, dibuat bekal apalagi... leres kata Pak Bondan, maknyuss tenan. 



Bakso Tuna



Varian bakso ada banyak ya. Tak selalu bakso daging sapi. Bakso ikan pun juga tak kalah nendangnya. Gurih dan lembut. Memang tidak sekrenyes-krenyes bakso yang ada di pasar. Maklumlah, edisi bakso homemade. Jadi menyingkirkan bahan-bahan pengenyal dan sejenisnya. 

Bikin bakso ikan ini tidak perlu repot ke tukang giling daging. Pake blender pun bisa ya. Tekstur daging ikan yang lembek mudah dihaluskan dengan hanya menggunakan blender. Sebagai pengenyal alami, saya tambahkan daging ayam untuk mendapatkan tekstur yang padat tapi tetap lembut.

Bahan:
125 gram daging tuna
125 gram daging ayam
50 gram tepung tapioka
4 siung bawang merah goreng
2 siung bawang putih goreng
Sedikit air es
Garam
Gula 
1/4 sdt merica bubuk 

Cara membuat:
1. Potong kecil-kecil daging ayam. Masukkan ke dalam blender bersama dengan daging ikan tuna, bawang merah, bawang putih, dan sedikit air es. Banyaknya air es dikira-kira saja asal blender bisa menggiling daging. Proses sampai adonan bakso menjadi lembut.
2. Masukkan garam, gula, merica bubuk. Aduk rata. Lajutkan menguleni adonan bakso dengan tangan dengan cara membanting-banting adonan di dalam baskom. Kurang lebih membutuhkan 25 kali bantingan sampai diperoleh adonan yang elastis.
3. Didihkan air di dalam panci. Tambahkan 1 sdm minyak goreng, aduk rata. Matikan api. Bentuk adonan menjadi bulatan-bulatan bakso. Caranya, ambil adonan dengan tangan lalu genggam. Lakukan gerakan seperti meremas. Bulatan bakso akan keluar di antara jari jempol dan telunjuk. Masukkan langsung ke dalam air yang telah didihkan tadi. 
4. Setelah semua adonan bakso selesai dicetak dan dimasukkan panci, panaskan kembali sampai air mendidih dan bakso mengapung. 
5. Angkat dan tiriskan.

Bakso siap diolah menjadi hidangan favorit keluarga. Mau bakso kuah oke, dicampur capjay boleh. Bisa pula untuk campuran mie ya. Bisa berkreasi apa saja. Bila tidak segera dikonsumsi bisa dimasukkan ke dalam wadah kedap udara. Pastikan saat mengemas, kondisi bakso telah benar-benar dingin. Masukkan di freezer.







Thursday, 13 July 2017

Bola-Bola Tahu Udang Nugget



Varian nugget itu banyak banget lho. Tidak selalu ayam saja. Kemarin saya sudah bikin nugget pisang yang so simple itu. Kali ini juga simpel, tapi untuk lauk atau cemilan juga boleh kok. Buat variasi bekal ke sekolah juga oke. Kita coba bikin nugget tahu yang dicampur udang. Cepet banget bikinnya.

Bahan:
2 potong tahu
100 gram udang, kupas bersih dan haluskan 
2 siung bawang putih, haluskan
1 tangkai daun bawang, rajang halus
1 tangkai seledri, rajang halus
Sejimpit merica bubuk
1/2 sdt garam
Sejimpit gula pasir
50 gram tepung nugget (bread crumbs)

Cara membuat:
1. Haluskan tahu. Campur dengan udang dan bawang putih yang sudah dihaluskan. Tambahkan merica bubuk, garam, gula pasir, daun bawang, seledri. Aduk hingga semua bahan tercampur rata.
2. Ambil campuran tahu, bentuk bulat-bulat.
3. Gulingkan di atas tepung nugget (bread crumbs)
4. Panaskan minyak goreng di atas api sedang.
5. Goreng bola-bola tahu udang hingga berwarna kuning kecoklatan.
6. Angkat dan tiriskan. 

Bola-bola tahu udang nugget ini sangat cocok disajikan selagi hangat. Bisa pula dicocol sama saus kesukaan. Kalau anak-anak saya langsung saja hap. Mereka tidak dibiasakan makan saus. Bisa pula disantap bersama nasi hangat. Hhmm... yummy ... yummy ... 




Wednesday, 12 July 2017

Pisang Nugget Ala Bosphorus Craft



Saat terasa jenuh dengan sederet kewajiban setiap hari, mulai dari urusan domestik hingga publik (walah), kita perlu lho me time. Agar hidup tetap berjalan dinamis, seluruh kewajiban bisa terlaksanakan dan pastinya passion pun bisa jalan. Sewing dan cooking adalah side of my life, tepatnya refreshing dari sederet daily activities itu tadi. Dijalani dengan enjoy dan sebisa mungkin bisa dirasakan manfaatnya oleh orang lain. Minimal bisa dirasakan oleh keluarga sendiri. 


Berawal dari nyari nanas untuk bikin selai dan ternyata stok di toko langganan kosong, daripada pulang dengan tangan hampa, ya sudah beli buah yang bisa diolah. Beli melon kesukaan anak-anak sama pisang raja. Mau dibuat pisang nugget. Resepnya ambil dari IG Bosphorus ya. Bisa dapat resep sekaligus kalo mau PO tas ataupun pouch bisa banget, lho (*ngiklan). Mari mampir ke Galeri Bosphorus



Bahan:

Pisang yang sudah matang (pakai pisang yang cocok untuk digoreng seperti pisang raja)
125 gram terigu
1 sdm maizena 
1 sdm gula pasir
1/4 sdt vanili bubuk
Air
Tepung nugget (bread crumps)

Cara membuat: 
1. Potong pisang menjadi beberapa bagian. Iris memanjang. 

2. Campur semua bahan, kecuali air dan pisang. Tambahkan sedikit demi sedikit air sampai diperoleh adonan basah yang cukup kental. 
3. Celupkan potongan pisang ke dalam adonan. Gulingkan dalam tepung nugget. Goreng dalam minyak yang cukup panas dan banyak. Gunakan api sedang. 
4. Angkat dan tiriskan.





Pisang nugget ini cukup simpel bikinnya. Krispi di luar dan moist di dalam. Cocok untuk bekal sekolah atau camilan di rumah. Menjadi salah satu list olahan nugget yang paling mudah dibuat. 


Tuesday, 11 July 2017

Donat Berglazing




Tak ada kata bosan untuk donat ya. Dari mulai bikin donat dengan resep kira-kira. Sampai betul-betul semua terukur dan ditimbang. The taste never lies. Aha, rasa memang tak pernah bohong. Apalagi donat kentang. Hingga detik ini tetap nomor satu bagi saya dan anak-anak. Gerai donat yang kesohor itu mah lewat he he ... Lha ini dibuat penuh cinta, dari bahan pilihan, dan disajikan dengan rasa sayang.

Kali ini saya mencoba bermain-main dengan glazing. Sederhana saja. Yang penting ada varian lain yang tidak kalah nendang.


Bahan:
550 gram terigu protein tinggi
2 buah kentang ukuran sedang
50 gram butter/margarin
2 butir kuning telur
1 1/2 sdm ragi instan
1/2 sdt vanili bubuk
30 gram gula pasir
225 ml susu cair hangat-hangat kuku

Bahan glazing:
150 gram gula halus
3 sdm susu cair
2 sdt ekstrak vanili murni (opsional)

Cara membuat:
1. Kupas kentang, potong menjadi beberapa bagian. Rebus sampai matang di dalam panci. Buang air rebusan kentang. Lalu panaskan kembali sebentar potongan kentang di dalam panci di atas api kecil untuk mengurangi kadar airnya. Matikan api. Haluskan kentang di dalam panci dengan menggunakan garpu, lanjutkan dengan menggunakan mixer sampai betul-betul halus (tidak ada gumpalan). Panaskan kembali sebentar kentang yang telah dimixer di atas api kecil sambil diaduk-aduk sampai habis kadar airnya. Angkat. Sisihkan.
2. Larutkan ragi ke dalam 125 ml susu hangat, tambahkan 1 sdm gula pasir. Aduk rata. Diamkan hingga ragi aktif (berbuih), membutuhkan waktu kurang lebih lima menit. Bila selama lima menit tidak berbuih, jangan gunakan larutan ragi tersebut. Itu pertanda ragi tidak aktif dan tidak bisa dipakai.
3. Campur terigu, vanili bubuk, sisa gula pasir. Buat lubang di tengah. Masukkan telur yang telah dikocok dan larutan ragi. Uleni sampai tercampur rata. Tambahkan sedikit demi sedikit sisa susu cair sampai adonan setengah kalis. Hentikan penambahan susu cair bila adonan sudah setengah kalis.
4. Masukkan butter/margarin, uleni hingga kalis elastis. Cara menguleni, taruh adonan di atas meja kerja yang telah ditaburi sedikit terigu. Siapkan kurang lebih 50 gram terigu untuk menaburi meja kerja. Lakukan gerakan menguleni seperti gerakan tangan mencuci, bisa pula dengan cara dibanting-banting agar cepat kalis elastis. Ciri adonan kalis elastis, adonan tidak lengket di tangan, bila dibentangkan akan membentuk seperti lembaran tipis tidak mudah sobek (sangat elastis), adonan tampak mengkilat.
5. Bulatkan adonan. Semprot wadah dengan minyak goreng. Taruh adonan di dalamnya. Maskeri permukaan adonan yang telah dibulatkan dengan minyak goreng. Tipis-tipis saja. Kemudian tutup dengan serbet lembab (serbet yang dibasahi air lalu diperas hingga tidak ada lagi tetesan air dari serbet) atau plastic wrap. Ini gunanya untuk menjaga kelembaban adonan sehingga tekstur donat nanti tetap bagus dan lembut.
6. Diamkan adonan di tempat yang hangat (pastikan suhunya konstan) hingga adonan mengembang dua kali lipat.
7. Kempeskan adonan. Pipihkan dengan rolling pin. Cetak bulat, lubangi tengahnya. Saya menggunakan mulut gelas, lalu melubangi tengahnya dengan spuit. Tata di atas loyang yang telah ditaburi sediki terigu. Diamkan hingga mengembang dua kali lipat.
8. Saat adonan donat yang telah dicetak tadi bila digoyang-goyangkan seperti jelly (agar-agar), itu pertanda proses proofing sudah sempurna dan donat siap digoreng. Donat yang proses proofingnya sempurna (pas, tidak over proofing) akan membentuk cincin saat digoreng. Donat akan ringan mengapung di atas minyak saat digoreng.
9. Panaskan minyak goreng dengan api sedang, goreng donat hingga kuning kecoklatan. Balik dan lanjutkan menggoreng sisi satunya. Cukup sekali balikan saja.
10. Angkat dan tiriskan.
11. Siapkan glazing. Campur bahan glazing, aduk rata.
12. Donat yang telah dingin siap diglazing. Celupkan ke dalam glazing. Taburi meses. Donat siap disajikan.



Perhatikan donat dengan topping gula halus, ada lingkaran semacam bentuk cincin di tengah. Itu pertanda proses proofing sudah sempurna. 


Saya menyiapkan topping meses coklat dan warna-warni, juga gula halus. Saat glazing habis, tinggal ditaburi gula halus saja. Simpel dan cepat  saji. Tekstur donatnya lembut banget. Membentuk rongga-rongga udara. Bila donat dipencet, ia akan segera kembali ke bentuk semula.




Donat yang semula mau dibawa halal bi halal ke tempat ngaji adik, dan ternyata salah hari karena acaranya ternyata masih besuk, akhirnya dimakan sendiri dan sebagian dibagikan ke saudara. Kebetulan kakak sekeluaga mampir ke rumah setelah liburan hari raya ke Bali. Alhamdulillah tetap berkah. Dan lihatlah, bagaimana anak-anak menghabiskan donat di sekolah Abinya. Padahal itu acara halal bi halal. Tetap saja bawa bekal sendiri he he ...Menikmati donat sambil duduk-duduk di pelataran sekolah, di bawah rindangnya pohon beringin yang lebat. Tak lupa sambil foto-foto nyari spot yang bagus. Kakak pun tak ketinggalan belajar motret pake tablet dan ummi pun diajari selfie :D




Nastar Gulung Kinclong



Nastar identik dengan teksturnya yang ngeprul dan lumer di mulut. Salah satu kue kering favorit sejak zaman dulu. Konon, nastar berasal dari Belanda. Menurut Wikipedia, nastar terdiri dari dua kata, yakni ananas dan tart. Dengan kata lain, nastar adalah tart nanas namun dengan ukuran kecil bila dibandingkan dengan pie maupun tart Eropa. Di Eropa, tart lazimnya diisi dengan blueberry serta apel. Sedangkan di Indonesia, tidak mudah menemukan buah blueberry. Bahkan pada zaman penjajahan, apel juga tidak mudah dijumpai. Akhirnya pilihan jatuh pada  buah nanas. Jadilah tart nanas atau yang familiar disebut nastar.

Pada waktu hari raya, nastar hampir menjadi kue favorit pada urutan teratas. Kue ini mudah ditemui dan dijajakan di banyak tempat. Mulai dari pusat perbelanjaan modern hingga pedagang musiman. Ada banyak versi nastar yang mereka tawarkan. Dari nastar abal-abal hingga nastar premium. Apa yang membedakan? Jelasnya adalah kualitas bahan. Penggunaan bahan premium ditambah teknik pembuatan yang tepat akan menghasilkan nastar berkualitas.

Pada kesempatan lebaran ini, saya mencoba mengadopsi resep nastar andalan NCC punya Bu Fatmah Bahalwan. Resep yang sudah tidak diragukan lagi rasa dan kualitasnya. Berhubung saya tidak punya stok butter, saya mencoba memadukan Palmia butter margarin dengan Blueband serba guna. Aroma butternya sangat soft. Namun jelasnya tidak bisa mengalahkan butter yang asli ya.

Di sini resep asli nastar Bu Fatmah. Sedangkan versi saya hanya pakai separuh resep dan saya tambahkan tepung maizena untuk mendapatkan tekstur krenyes-krenyes.

Bahan kulit:
125 gram butter (saya pakai Palmia butter margarin)
125 gram margarin (saya pakai Blueband serba guna)
50 gram gula halus
1/4 sdt vanila (saya pakai vanili bubuk cap Koepoe)
2 butir kuning telur
350 gram terigu protein rendah
2 sdm susu bubuk fullcream
2 sdm tepung maizena

Bahan selai:
2 buah nanas
100 gram gula pasir
1/2 sdt garam
1/2 potong kayu manis

Olesan:
1 butir kuning telur
1/2 sdt minyak goreng
1/2 sdt susu cair

Cara membuat selai nanas:
1. Kupas bersih nanas, buang matanya. Potong menjadi beberapa bagian. Blender hingga halus.
2. Masukkan nanas yang telah diblender, garam, kayu manis ke dalam panci. Masak di atas api kecil sambil terus diaduk-aduk hingga kadar air habis. Tambahkan gula pasir, masak kembali sambil terus diaduk-aduk hingga menjadi adonan yang kering dan liat.
3. Angkat dan dinginkan.
4. Ambil satu sendok selai nanas, gunakan sendok takar yang paling kecil. Bentuk bulat. Lakukan hal serupa untuk sisa selai. Masukkan ke dalam freezer hingga membeku.

Cara membuat adonan kulit:
1. Kocok butter, margarin, gula halus, vanili sampai tercampur rata. Gunakan mixer speed paling rendah.
2. Tambahkan telur, kocok sebentar asal rata.
3. Ayak terigu, susu bubuk, dan maizena. Masukkan secara bertahap ke dalam adonan. Aduk rata dengan spatula.
4. Bulatkan adonan. Taruh di atas lembaran plastik. Tutup lagi atasnya dengan lembaran plastik lalu giling dengan rolling pin hingga ketebalan sekitar 2 mm. Bila punya rolling pin motif garis, gilas perlahan bagian atas adonan sehingga berbentuk lembaran bergaris. Bila tidak punya, gunakan garpu untuk membentuk motif garis. Caranya, letakkan garpu di atas lembaran adonan. Posisi garpu menghadap ke atas seperti waktu kita gunakan untuk makan. Lalu gerakkan garpu dengan memberikan sediki tekanan, mulai dari ujung atas hingga ke ujung bawah lembaran adonan. Lakukan dengan hati-hati. Selanjutnya potong lembaran adonan yang telah bermotif garis dengan ukuran kurang lebih 1,5cm x 3cm.
5. Ambil lembaran adonan, posisi yang bergaris berada di bawah, sedangkan yang polos di atas. Taruh bulatan selai nanas di atasnya. Gulung perlahan. Lakukan hal serupa untuk lembaran adonan yang tersisa.
6. Panaskan oven.
7. Tata nastar di atas loyang yang telah disemir butter. Masukkan ke dalam oven, panggang hingga setengah matang (permukaan nastar masih empuk).
8. Keluarkan nastar dari oven. Kocok rata bahan polesan lalu poleskan secara merata ke seluruh permukaan nastar. Komposisi bahan polesan inilah yang bikin kinclong merata daripada kuning telur saja. Oven kembali sebentar hingga didapatkan permukaan nastar yang kuning mengkilat. Jangan sampai overbake ya agar mendapatkan tekstur nastar yang lumer di mulut dan tidak garing.
9. Keluarkan nastar dari oven, dinginkan di atas cooling rack. Selanjutnya nastar siap dimasukkan ke dalam toples.




Bagaimana, cukup kinclong kan permukaan nastarnya? Berhubung saya tidak punya rolling pin motif garis, saya gunakan garpu untuk mengguratnya. Membuat nastar ini harus sabar dan telaten, lho. Hasilnya? Sebanding banget dengan kerja keras yang telah dilakukan. Setengah resep nastar Bu Fatmah menghasilkan kurang lebih 90 pcs nastar. Dijamin cepat habis. Anak-anak sekali makan bisa langsung habis separuh toples lebih. Tak terkecuali saya juga ikut menghabiskan he he ...

Wednesday, 5 July 2017

Modiste Wanna Be, Menyiapkan Anak Perempuan Menuju Baligh



Jilbab Series Idul Fitri

Bagi perempuan, harus diakui lebih ribet untuk urusan pakaian. Dan ini yang sempat saya rasakan saat menyiapkan ketiga putri saya. Tentu saja bisa dimaklumi. Lha, aurat perempuan kan memang lebih banyak daripada laki-laki. It's mean discrimination? Sure, no! Justru sebenarnya inilah keadilan Allah. Perempuan dengan segala keindahannya perlu dijaga kemuliaan dan kehormatannya. Hanya bagian-bagian tertentu saja dari tubuhnya yang boleh tampak, wajah dan kedua telapak tangan, yang biasa nampak saat mereka shalat, tawaf, di kehidupan umum sebagaimana para muslimah pada masa Rasulullah. Selebihnya harus ditutupi saat mereka keluar rumah, memasuki kehidupan umum.

Allah lalu mensyariatkan pakaian perempuan di kehidupan umum berupa khimar dan jilbab. Kita di Indonesia sering salah kaprah memahaminya. Perintah mengenakan khimar (kerudung) bisa dicek ya di Qs. An-Nuur: 31. Khumur adalah bentuk jamak dari khimar, kerudung. Kain yang menutupi rambut, telinga, leher, hingga juyub/thauqul qamis (bukaan kancing baju pertama). Nah, jilbab sendiri dinyatakan dalam Qs. Al-Ahzab: 59. Jalabib bentuk jamak dari jilbab diperintahkan Allah dijulurkan ke seluruh tubuh, dari atas hingga ke bawah, menutupi kedua telapak kaki. Dalam kamus Al Muhith, M. Yunus, jilbab diibaratkan mantel. Pakaian yang dikenakan di atas mihnah (pakaian yang kita pakai sehari-hari di dalam rumah). Jadi jilbab adalah gamis yang kita pakai di atas mihnah dan wajib dikenakan perempuan saat keluar rumah. Maka, pakaian perempuan saat keluar rumah itu terdiri dari dari pakaian atas berupa khimar (kerudung) dan pakaian bawah berupa jilbab. Wajib atas perempuan baligh untuk mengenakan keduanya saat keluar rumah.

Kebayang kan saya punya tiga anak perempuan, bagaimana menyiapkan anak-anak siap menutup aurat dengan sempurna saat baligh?

Diawali dengan membangun kesadaran mereka. Spirit keimanan, takut hanya kepada Allah. Bersama membangun ketaatan dari rumah. Dan pastinya keteladanan dari ibunya yang harus ngasih contoh pakai jilbab dan khimar. Di sinilah saya rasakan peran luar biasa seorang ibu. Rajin 'ceramah' sepanjang hari. Nasihat kadang bercampur marah. Hehe... Marah itu ekspresi sayang lho! Hanya cara pengungkapannya saja kurang tepat. Isbhir... Yap, jadi ibu itu harus berlatih sabar. Dan anak-anak tanpa kita sadari adalah guru kehidupan kita. Mengajari kita mejadi penyabar, penyayang, berempati, pemaaf, dan banyak sekali hal-hal amazing. Tak berlebihan, ibu adalah profesi termulia di sisi Allah sepanjang zaman. 

Urusan teknis juga harus disiapkan. Memberikan mereka khimar dan jilbab. Duh, ini butuh budget lho! Secara khimar dan jilbab di toko nggak semua ada yang murah. Kalaupun ada juga nggak awet. Anak-anak saya terkategori aktif. Pakaian sering sobek dan kotor sekali sampai sulit dicuci. Inilah yang 'memaksa' saya menyisihkan uang fee menulis untuk membeli mesin jahit 3 tahun lalu. Apakah saya waktu itu bisa menjahit baju? Tidak! Yang penting ada mesin dulu. Pasti saya akan terpaksa belajar menjahit. Sebab, saya kalau beli apa-apa harus bisa bermanfaat.

Dan semua berawal dari motivasi. Ada keinginan kuat, mau belajar giat, there is a way. Must be! Bikin all about handmade, di situ ada spirit cinta, kasih sayang. Ajaib lho. Saya yang ogah-ogahan bersentuhan dengan jarum itu mendadak bisa menjahit. Tidak kursus. Semua otodidak. Banyak konsultasi, diskusi sama suhunya. Nyemplung di komunitas perjahitan dunia maya. Hasilnya? Lumayanlah. Bisa bikin khimar dan jilbab untuk saya dan ketiga putri saya. 

Sebagaimana Idul Fitri tahun lalu, kali ini saya bikinkan pula satu set khimar dan jilbab untuk ketiga putri saya. Modelnya simpel dan dinamis. Perpaduan kain embos dan sifon. Bukan bahan yang premium. Per meter bahannya kurang dari 30 ribu. Payetnya seharga dua ribu sudah sisa banyak. Yang mahal bagi saya payet meteran jilbab adik di bawah ini. Satu meter 35 ribu.

Jilbab Dua Layer


Di sinilah repotnya saya. Apa-apa tidak mau setengah-setengah. Rajinlah saya kepoin Dian Pelangi sampai Si.Se.Sa yang harganya selangit. Modiste wanna be. Pengin bisa desain plus jahitnya. Yup, khusus busana perempuan. Rumah yang sempit jadi kapal pecah saat saya bikin pola dan memotong bahan. Tak apalah. Sebanding kok dengan hasilnya. Anak-anak suka. Dan konsekuensinya, mereka suka request dulu jilbab dan khimar seperti apa, termasuk bahannya. Berawal dari workshop keluarga ini, someday insyaallah bisa jadi lebih bermanfaat untuk orang lain. Semoga saya bisa dan siap. 

Jilbab Kakak

Nah, yang punya anak perempuan start menyiapkannya jangan mendadak ya... Baligh itu tak bisa diduga kapan datangnya. Menyiapkan sejak awal membuat kita lebih mudah. Tak perlu dipaksa lagi untuk mengenakan jilbab dan khimar saat beraktivitas keluar rumah. Insyaallah.