Wednesday, 17 May 2017

Bakso Sapi Tanpa Pengenyal Tanpa Pengembang


Bakso adalah kuliner yang merakyat. Ada banyak jenis bakso. Salah satunya yakni bakso sapi. Harga daging sapi yang terus meningkat tentu bikin pusing abang-abang bakso. Ya, gimana mau ambil untung kalo bahannya saja sudah mahal? Berapa harus menetapkan harga jualnya? Itulah salah satu alasan utama, bakso-bakso keliling sebenarnya nggak pure daging. Komposisi dagingnya dikit. Yang dominan adalah tepung dan bahan-bahan tambahan lainnya. 




Suka was-was sebenarnya kalo beli bakso. Hasil investigasi yang ditayangkan di TV menemukan oknum pedagang bakso nakal. Mencampurnya dengan daging tikus, ada juga daging celeng. Ngeri banget! Belum lagi takaran bahan tambahan yang tidak aman dikonsumsi semisal obat bakso ato bahan pengenyal. Hadew, benar-benar hidup di zaman serba matre ala-ala negara kapitalis gini semua serba was-was. Nyari makanan yang halal dan thayib itu susah meski hidup di negeri yang mayoritas muslim. Inilah yang menjadi tantangan, khususnya para ibu. Termasuk saya. Dituntut (baca: dipaksa) menjadi ibu serba bisa. Apalagi urusan perbaksoan. Susah betul bagi saya. Sudah bereksperimen berulang kali belum bisa menghasilkan bakso yang kenyal bin elastis. Hahaha ... jelas saja lha wong nggak punya penggiling daging. Ogah pergi ke penggilingan daging di pasar karena tidak higienis. Lagian juga nanggung, dagingnya toh cuma 'sauprit'. Yo wes terpaksa pake blender saja. 

Lagi-lagi googling, berselancar menemukan teknik yang oke agar bisa menghasilkan bakso mulus elastis tanpa pengenyal, tanpa baking soda. Ternyata elastisitas adonan daging hampir mirip cara membuat adonan roti. Perlu dibanting-banting. Untungnya nggak seberat aksi banting-banting saat nguleni adonan roti. Oke mari dicoba dulu.

Bahan:
200 gram daging sapi segar tanpa serat
4 sdm minyak goreng
2 sdm tepung maizena
2 sdm tepung tapioka
4 sdm air es
1 butir putih telur
2 siung bawang putih, haluskan
1 sdt bawang merah goreng, haluskan
1 1/2 sdt garam (sesuai selera)
Sejimpit gula

Cara membuat:
1. Cincang daging sapi, masukkan ke dalam blender. Saya pake yang blender gelas kecil. Tambahkan minyak goreng, air es, tepung, putih telur, bawang putih, bawang goreng, garam, gula. Proses hingga halus.
2. Keluarkan adonan. Taruh dalam baskom. Uleni dengan tangan sambil dibanting-banting sampai elastis (kenyal, licin). Saya membutuhkan sekitar 25 kali bantingan ☺
3. Didihkan air di dalam panci. Begitu mendidih segera matikan api.
4. Ambil adonan bakso, bentuk bulatan dengan cara menggenggamnya lalu tekan dengan jari telunjuk dan jari jempol. Sendoki  lalu masukkan ke dalam panci berisi air yang telah dididihkan tadi. Lakukan hal serupa untuk sisa adonan.
5. Didihkan kembali panci berisi bulatan bakso, rebus hingga bakso mengapung. Tes kematangan dengan cara membelah bakso tersebut.
6. Bakso yang sudah matang segera tiriskan dan masukkan ke dalam baskom berisi air es. 






Hasilnya? Lumayan kenyal tapi tetap lembut. Tekstur bagian dalam padat. Sayangnya kelupaan membelah bakso dan memotretnya. Kini bakso siap disajikan bersama kuah, bihun, taburan bawang goreng dan sledri cincang, saos dan sambal bila suka pedas. Untuk kuah saya pake kaldu tulang ayam karena berbarengan membuat bakso ayam. Bumbu kuah pake bawang putih, bawang  bombai, gula, garam, merica bubuk.  










Saturday, 6 May 2017

Dompet Baru

Kapan kamu terakhir kali beli dompet? Saya hampir 15 tahun lalu. Saya terakhir kali beli dompet saat study excursie di Bandung. Sekitar tahun 2002. Sempat kepikiran beli baru tapi masih belum nemukan dompet yang cocok. Dompet sekarang ukurannya besar-besar. Kurang cocok dengan selera saya yang suka praktis, simpel.






Alhamdulillah sejak setahun lalu bisa bikin tas sendiri. Apa-apa terobsesi serba homemade dan handmade. Termasuk bikin dompet sendiri. Setelah googling sana sini, terdamparlah saya di blog  http://modestmaven.blogspot.co.id/2012/02/bi-fold-wallet-tutorial.html 
Hore ... ini dia model dompet yang saya cari. Kecil tapi muat banyak. Ada sedikit modifikasi. Kombinasi kain outer dan kantong. Slot kartu hanya satu sisi, sisi lainnya kantong biasa. Untuk sisi luar saya tambahin kantong beresleting untuk uang receh.





Untuk flap saya pake kancing magnet. Biar lebih manis ditambahin kancing kayu. Ceritanya bikin couple, tas dan dompet kembaran. Sekali-kali bikin tas dan dompet untuk diri sendiri. Selama ini kan bikin tas untuk orang lain. Masih sekedar hobi. Jadi bikinnya kalo ada yang pesan saja. Yess, made by order. 




Ini dia mesin jahit Janome NS7210 yang sudah dua tahun ini menemani saya bikin gamis, tas, dan dompet. Dengan mesin ini pula awal saya belajar serius menjahit secara otodidak. Bukan kategori mesin besar. Untuk menjahit tebal yang ada bahan pelapisnya semisal bikin tas kadang ngos-ngosan juga. Senjata andalan untuk menaklukkan itu semua adalah memilih jarum dan benang yang tepat serta settingan tekanan sepatu. Tidak lupa sering menyervis mandiri, dibersihkan dan dikasih pelumas. 




Saya pake bahan suede. Sekilas mirip kulit ya? Yap, obsesi selanjutnya adalah bikin dompet dan tas dari genuine leather. Kulit asli! Sekarang masih belum punya cukup nyali. Pake kulit sintetis saja masih banyak tidak rapinya saat jahit tindas he he he ... 




Ini dia si couple chubby bucket bag sama bifold wallet dari Bosphorus handmade siap diajak berpetualang. Semoga bisa akur, awet, dan bermanfaat ya