Entah mengapa, bagi saya, roti itu paling seksi kalo dipotret. Makin seksi kalo terlihat serat lembutnya. Mungkin sekitar empat tahun lalu, saya penasaran bagaimana bisa bikin roti sendiri. Sempat hampir menyerah karena bikin roti itu penuh perjuangan saat menguleni. Melirik mixer Philips di rumah, bukan mixer Heavy Duty. Pernah pengin nabung biar bisa beli mixer heavy duty sekelas Bosh atau si cantik Kitchen Aid. Apa daya, dayanya listrik di rumah memang hanya 900. Padahal daya minim untuk Bosh saja sekitar 600-an. In fact, tabungan pun belum juga nyampe untuk membeli si Heavy Duty tersebut. Skip dulu keinginan itu.
Di grup NCC, saya sering kepoin member yang up load roti cantik nan seksi. Roti berserat lembut dengan warna golden brown yang menawan. Mupeng banget. Ciut nyali bila kepentok si mixer Heavy Duty dengan harga yang tak ramah bagi kantong dan listrik di rumah saya. Ah, lupakan si Heavy Duty. Lupakan roti seksi itu. Ah, give up dong? No, big no! Pantang menyerah bagi saya. Saya nguprek ke sana, ke mari. Nyari tuto di Youtube, googling teknik bikin roti dengan mixer LG (baca: lengan seksi). Ya, balik lagi. Saya harus belajar teknik nguleni yang benar. Bagaimana mengenali adonan kalis elastis itu dan tentu saja teknik menguleni dengan tangan. Sempat takjub saat melihat demo chef Chinese yang bikin mie pake tangan. Luar biasa. Pastinya lebih sulit bikin mie daripada roti dengan teknik menguleni secara manual.
Akhirnya, saya uji coba sejumlah teknik dan resep. At least, yang paling oke yang pernah saya coba adalah killer bread si Victoria sama teknik tangzhong. Konsekuensinya, saya harus latihan menguleni manual. Hitung-hitung menguatkan otot lengan, membakar lemak dan kalori di badan. Menguleni adonan roti itu cukup menguras energi. Apalagi membutuhkan waktu minimal 20 menit. Lumayan kan?
Teknik yang sering saya praktiikan untuk menguleni roti adalah gerakan seperti orang mencuci, saya selingi dengan membanting sambil melipat adonan. Terkadang juga saya pukul-pukul pake rolling pin bila pegal menguleni. Semoga kebayang hehe... Bisa googling dengan keywords: knead dough. Belum bisa memvideokan. Belum punya asisten. Belum punya peralatan yang memadai juga.
Lama-lama, saya bisa klik dengan aktivitas menguleni. Makin semangat saat ingat anak-anak butuh roti yang sehat dan aman dikonsumsi. Saat mereka request dibikinkan roti, kadang agak malas juga ingat betapa capeknya habis menguleni. Namun saat ingat betapa seksinya roti saat keluar dari oven dan siap dipotret, saya pun sukar untuk menolak terlalu lama. Cobalah si tangzhong sweet bread. Roti manis super lembut tanpa tambahan bahan pelembut.
Bahan:
1 sdm ragi instan
20 gram gula pasir
50 ml susu cair hangat kuku
270 gram terigu protein tinggi
50 gram gula pasir
1/2 sdt garam
30 ml susu cair hangat kuku
1 butir telur
30 gram butter
Tangzhong:
30 gram terigu protein tinggi
120 ml air
Cara membuat:
1. Siapkan tangzhong. Larutkan terigu dalam air. Panaskan dengan api kecil sambil diaduk-aduk hingga mengental seperti bubur halus. Matikan api. Dinginkan. Simpan di lemari es kurang lebih satu jam. Tangzhong ini sebagai biang ya.
2. Larutkan ragi dengan 20 gram gula pasir + 50 ml susu cair hangat kuku. Diamkan sekitar 5 menit hingga berbuih, pertanda ragi aktif. Bila tidak ada buih, ganti dengan ragi yang baru.
3. Siapkan dalam baskom: terigu, sisa gula pasir, garam, telur, tangzhong, butter. Aduk rata. Tambahkan susu cair sedikit demi sedikit. Akan diperoleh adonan yang lengket. Pindahkan adonan di atas meja kerja yang telah ditaburi terigu tipis-tipis. Uleni sambil sesekali taburi meja kerja dengan terigu. Uleni sampai adonan kalis elastis. Cirinya, adonan tidak menempel di tangan maupun baskom. Bila adonan ditarik tidak akan mudah sobek dan membentuk selaput tipis.
4. Bulatkan adonan. Taruh dalam wadah yang telah dipoles minyak goreng. Balur permukaan adonan dengan minyak goreng. Tipis-tipis saja. Tutup dengan serbet lembab untuk menjaga kelembaban adonan. Istirahatkan hingga volumenya dua kali lipat. Agar cepat mengembang, bisa taruh di atas magic com atau di dalam oven tertutup yang di dalamnya dikasih air panas dalam wadah (oven dalam keadaan off ya).
5. Kempeskan adonan. Bagi menjadi empat bulatan. Pipihkan lalu gulung. Taruh berjajar di dalam loyang loaf yang telah disemir butter. Istirahatkan hingga volumenya dua kali lipat.
6. Panaskan oven. Tangzhong sweet bread siap dipanggang. Karena rotinya nanti tinggi, otomatis membutuhkan waktu pemanggangan yang lebih lama daripada sweet bun maupun pizza. Untuk roti biasanya oven tangkring saya membutuhkan waktu sekitar 15 menit dengan api kompor sedang cenderung besar. Untuk tangzhong sweet bread ini membutuhkan waktu sekitar 30 menit.
7. Setelah matang, angkat dari oven. Taruh di atas cooling rack dan segera poles permukaan roti dengan butter. Roti terlihat kinclong dan terjaga kelembabannya.
Adegan motret roti ini gupuh-gupuh. Buru-buru banget. Nggak konsen. Itu The Krucils sudah nungguin, nggak sabar pengin segera menyobek-nyobek si roti manis super lembut ini. Bolak-balik nyamperin. Wajar sih, lihat serat rotinya yang terlihat lembut banget bikin siapa saja nggak nahan. Dinikmati langsung juga sudah oke. Manisnya terasa. Mau dioles pake buttercream, atau butter/margarin plus meses juga oke. Oles selai nikmat pisan.
Nah, kalo penasaran pengin mencoba sendiri dan belum punya mixer Heavy Duty, bersiap latihan olahraga lengan dulu ya biar bisa menghasilkan adonan yang kalis elastis. Chef bilang, kuncinya adalah saat menguleni. Dan perlu dicatet ya, hasil menguleni tangan dengan mixer beda. Dijamin serat lebih halus dan seksi bila pake mixer Heavy Duty. Punya saya ini sudah pake kekuatan maksimal lengan. Hampir satu jam menguleninya bro hahaha ...