Sunday, 18 December 2016

Serunya Bikin Donat Super Empuk Bareng Anak-Anak

Donat donat donat  donat ... Anak-anak nggak ada bosennya. Padahal topping juga nggak macem-macem. Paling banter ya pake buttercream dan meses. Bermula mengisi kegiatan sekolah setelah UAS, anak-anak diminta bawa perlengkapan membuat donat. Untuk bahan-bahannya katanya sudah disediakan bu guru. Bagi ketiga anak saya, bikin donat tentu bukan sesuatu yang asing. Mereka paling seneng ngebentuknya. Tepatnya mainan adonan. Ya, selama ini harus ada bagian adonan yang dikorbankan untuk mainan mereka. Anggap saja sebagai plastisin 😆 Berhubung di sekolah dituntut serius belajar, kali ini di rumah mereka minta izin ikut ngebentuk donat sendiri. Baiklah, dengan senang hati saya izinkan karena sayanya sudah capek banget. Nguleninya sudah menjelang magrib. Jadi proses proofing bisa ditinggal mandi, shalat magrib, dan makan malam 😁

Perlu dikasih contoh, bagaimana menipiskan adonan dengan rolling pin. Dan teknik memberi taburan sedikit tepung di atas adonan agar tidak lengket saat digilas. Lalu mencetak manual. Ya, saya masih mengandalkan nyetak manual. Meskipun sudah bertahun-tahun bikin donat, saya tidak punya cetakan donat. Pernah mau beli, eee... stok cetakan donat habis. Ya sudah. Hingga detik ini tetap setia pake mulut gelas untuk bentuk bulatannya dan lobangnya dibolongin pake spuit. Dan ternyata proses ini adalah tantangan yang sangat menarik bagi anak-anak. Selanjutnya sisa lembaran adonan dibulatkan lagi, digilas rolling pin, dan dicetak kembali. Karena yang mengerjakan anak-anak, tidak ada standar  baku. Suka-suka mereka ngebentuk dan mana yang dirasa paling nyaman. Alhasil ukuran donat jadi tembem-tembem dan bentuknya penyak-penyok 😢 Ya wes rapopo, itu namanya latihan. Biar mereka tau ternyata nggak mudah ngebentuk donat yang mulus dan seksi itu 😍

Dan inilah penampakan donat buatan mereka.Tak terlalu buruk kan?


O ya, kali ini saya menggunakan resep yang diajarkan oleh bu guru anak-anak di sekolah. Pake kuning telur saja dan takaran margarin atau mentega lebih banyak dari yang biasa saya buat. Walhasil, jadilah donat yang super empuk, apalagi pake kentang. Ini edisi tanpa hemat bahan ya.

Bahan:
500 gram terigu (saya pake 525 gram terigu Cakra)
1 sachet susu bubuk
1 sdt Fermipan
1 sdm gula (saya total pake 2,5 sdm gula pasir)
1 sdt garam
2 butir kuning telur
1 buah kentang ukuran sedang yang sudah dikukus dan dihaluskan (saya pake 2 buah ukuran kecil)
100 ml air (saya pake 120 ml air hangat)
150 gram margarin

Caranya:
1. Larutkan fermipan beserta 1/2 sdm gula pasir ke dalam 100 ml air hangat kuku. Diamkan hingga berbuih (tanda bahwa ragi aktif).
2. Siapkan terigu, susu bubuk, sisa gula pasir, garam dalam wadah. Aduk rata. Tambahkan kuning telur dan kentang yang telah dihaluskan. Aduk rata.
3. Tambahkan larutan fermipan, uleni hingga setengah kalis.
4. Tambahkan margarin, uleni hingga kalis elastis.
5. Bulatkan adonan. Taruh dalam wadah. Oles tipis-tipis permukaan adonan dengan minyak goreng. Tutup dengan serbet basah. Istirahatkan sampai mengembang dua kali lipat.
6. Kempeskan adonan, pipihkan, dan cetak.
7. Istirahatkan kembali hingga adonan mengembang. Selama proses proofing yang kedua kalinya ini, tutup kembali adonan agar terjaga kelembabannya.
8. Setelah mengembang dan siap digoreng (adonan ringan seperti agar-agar), goreng dalam minyak yang banyak dengan api sedang sampai berwarna kuning kecoklatan.
9. Angkat dan tiriskan.
10. Beri topping sesuai selera.




Hoho.. ada yang gendut alias obesitas, ada yang sedang, ada yang gak bulet-bulet amat. Yo wes ben, sing penting enakkk tenan! Donat ini sampai 3 hari masih empuk asalkan ditaruh dalam wadah tertutup rapat, dianjurkan wadah yang kedap udara.


Thursday, 8 December 2016

Tas Handmade dan Hobi Baru

Siapa sangka, saya yang dulunya ogah-ogahan bersentuhan dengan jarum jahit, sekarang malah menekuni hobi baru, menjahit tas. Hobi yang bagi saya cukup menantang, tingkat kesulitan lebih tinggi dibanding saya belajar fotografi. Itu menurut saya. Saya sendiri juga nggak habis pikir, mengapa bisa tertarik dan nguprek dunia jahit menjahit tas.

Berawal ingin belajar serius menjahit baju, saya justru terdampar di blog Craftalova yang super amazing bagi saya. Lho, dunia jahit menjahit itu tidaklah sesempit yang saya bayangkan. Di sana tidak melulu soal baju dan derivatnya. Tapi ada salah satu cabangnya, craft yang menurut saya sangat 'seksi'. Dan, rasa penasaran pun kian membuncah saat melihat di grup, aneka tas yang wooww! Tas-tas keren yang dikerjakan dari rumah dengan mesin jahit portable!

Di mana ada kemauan, di situ pasti ada jalan. Bergeraklah saya. Menekuni satu per satu tutorial di dunia maya. Mulai googling, youtube, hingga pinterest. Termasuk beli tutorial di mbak-mbak keren di grup. Mulai mengumpulkan amunisi perang. Segala printilan bahan tas yang cukup menguras tabungan saya. Bahkan menguras budget melebihi yang pernah saya keluarkan untuk membeli amunisi fotografi. Ya, saya nggak pernah terbayang jika langkah saya sampai sejauh ini. Ah, anggaplah ini sebagai investasi.

Ide bisnis pun ikut bergulir. Mengisi olshop yang selama ini tak terkelola dengan baik, bila diisi dengan barang produk sendiri, menurut saya itu lebih simpel. Itu artinya, harus bisa menelurkan produk yang layak jual. Tas untuk ketiga anak saya adalah pilot project dengan segala evaluasi di sana sini. Akhirnya dengan promo dari mulut ke mulut tentang hobi ini, saya memberanikan diri menawarkan produk yang berlabel Bosphorus ini ke orang-orang terdekat.




Ini baru awal, masih bayi banget ya. Berharap one day, bukan lagi sekedar bicara tentang hobi, tapi profesional bisnis berbasis home industry. Semoga 😉

Wednesday, 30 November 2016

Oatmeal Monde Butter Cookies



Masih nguprek resep ala monde butter cookies punya Rina Laurence. Utak atik komposisi resep siapa tahu menemukan yang lebih pas di hati. Percobaan pun dimulai dengan memanfaatkan stok seadanya. Kali ini mengeksekusi BOS (Butter Oil Substitute) yang sudah lama ngendon di kulkas. Kok ada istilah BOS juga di perkuean? BOS merupakan lemak nabati sebagai pengganti butter/mentega. Dari segi aromanya lebih nendang BOS daripada butter Hollman. Nah, kali ini mau mencoba memadupadankan keduanya. Apa yang terjadi bila BOS dipasangkan dengan butter Hollman.

Kita mulai ceritanya ...

Awal beli BOS sebenarnya memang untuk menggantikan butter yang selama ini di TBK langganan tidak pernah menyediakan. Hingga menjelang Idul Fitri lalu saya nanyakan kembali butter, alhamdulillah ada. Hollman saja. Jadi saya  belum bisa membandingkan antara Hollman dengan butter merk lain. Nah, stok BOS masih utuh, karena belum ada waktu mengeksekusinya. Kinilah giliran dia tampil karena stok Blueband cookies juga sudah habis. 

Bahan:
120 gram gula bubuk
1 butir telur + 1 kuning telur
85 gram butter
115 gram BOS
300 gram terigu 
15 gram susu bubuk full cream
1 sdm maizena
1 sdt vanili bubuk
20 gram oatmeal
30 gram kelapa kering

Cara membuat:
1. Mix gula bubuk dan butter+BOS dengan mixer berkecepatan rendah hingga berbentuk krim.
2. Masukkan telur, kocok sebentar asal rata.
3. Masukkan terigu, susu bubuk, maizena, vanili bubuk. Mix dengan speed rendah.
4. Tambahkan oatmeal, kelapa kering. Aduk rata.
5. Panaskan oven, cetak cookies di atas loyang yang telah disemir mentega. Oven hingga pinggirnya berwarna kuning kecoklatan.
6. Angkat, dinginkan di atas cooling rack.



Hasilnya? Lebih baik dari versi cookies sebelumnya. Aroma khas butternya dapat dan teksturnya tetap ngeprul. Recommended banget deh untuk komposisi resep kali ini. Nanti, kaleng Monde diisi cookies ini sudah setara deh rasanya 😁

Apa komentar anak-anak? Sama-sama enak kok. Siip .. lain waktu masih ada PR bereksplorasi dengan komposisi butter dan membandingkan dengan merk butter yang lain (barang kali nemu merk lain yang halal). At least, mari ngeteh sambil nyemil cookies. Duh, maunya njepret asapnya teh, kok sudah tak berasap lagi?  Yo wes, besuk lagi belajar motret asap.

 

Thursday, 17 November 2016

Teh Binahong, Berkah Silahturahmi

Seperti biasa, hari itu saya sengaja berkunjung ke salah satu rekanan. Diskusi masalah hobi baru saya, menjahit. Saya menimba ilmu gratis dari beliau. Semoga Allah menjadikan amal jariyah bagi beliau. Di sela-sela berbincang seputar ilmu menjahit, saya sempatkan mengasihkan buletin langganan saya, Al-Islam. Alhamdulillah selama ini diterima dengan baik. Beliau merasa terbantu dengan informasi dan pembahasan yang ada di dalamnya, seputar permasalah umat dan perspektif Islam menyelesaikannya.

Ada yang spesial pada pertemuan kami waktu itu. Beliau siapkan minuman hangat beraroma rempah. Ternyata teh binahong bikinan sendiri. Saya kaget, oh ternyata binahong bisa dibikin teh. Kudet ya? Hihihi ... setahu saya selama ini, binahong hanya bagian daunnya saja yang bisa dimanfaatkan untuk obat luka. Saya pernah menggunakannya untuk luka bakar anak saya yang nomor dua karena terkena knalpot sepeda motor. Cepat sekali memulihkan luka. Dan, baru kali ini pula saya tahu wujud buah binahong itu seperti apa. Kecil-kecil, warnanya ungu tua mirip anggur, tapi masih lebih tua ungunya binahong.




Pulang dari rumah beliau, saya dikasih satu kresek binahong. Alhamdulillah, semoga barokah. Saya praktikkan di rumah. Bikin teh binahong sendiri dengan takaran kira-kira.

Bahan:
Segenggam buah binahong, cuci bersih
1 panci air bersih
Jahe
Kayu manis (opsional)

Cara membuat:
1. Rebus buah binahong, jahe, kayu manis sampai mendidih dan airnya berubah warna.
2. Masukkan gula sesuai selera, aduk rata.
3. Tunggu hingga hangat-hangat kuku, teh binahong siap dikonsumsi.




Sensasi minum teh herbal buatan sendiri itu memang sesuatu. Konon teh ini punya banyak khasiat. Untuk mempercepat penyembuhan luka, menjaga peredaran darah, menjaga stamina, mengobati ambeien, diabetes, sariawan, dan masih banyak lagi manfaatnya untuk kesehatan kita.

Wednesday, 16 November 2016

Choco Butter Cookies Ala Monde

Monde butter cookies sekaleng besar, bila dibiarin ya bakalan habis dalam sehari. Hebat ya, anak-anak. Emaknya yang bangkrut :(   Saya sendiri dari dulu juga ngefans sama Monde butter cookies. Dan entah sudah berapa lama searching resep yang mendekati si Monde belum juga nemu yang pas. Ditambah lagi sulitnya nyari butter di sini. Duh, skip dulu dan lupakan si Monde. Bikin cookies margarin saja.

Hingga suatu ketika, di TBK langganan nyetok butter. Yang ada hanya merk Hollman. Harganya ternyata jauh lebih murah dibandingkan butter merk yang lain. Browsing sana-sini, sampai derajat yakin, Insya Allah halal. Oke deh siap dieksekusi. Lanjut searching resep lagi, nemu deh resep cookies yang sepertinya bakalan klik di hati. Resep asli dari Rina Laurence.

Danish Butter Cookies
Bahan:
100 gram unsalted butter
100 gram margarin
100 gram gula halus
1 butir telur + 1 kuning telur
1 sdt ekstrak vanila
300 gram terigu protein rendah
50 gram susu bubuk

Versi saya:
120 gram Blueband cookies
80 gram Hollman butter
120 gram gula halus
1 butir telur
1 sdt vanili bubuk
1 sdm maizena
30 gram kelapa kering
75 gram chocochips

Cara membuat:
1. Kocok butter, margarin, dan gula halus sampai berbentuk seperti butter cream dengan bantuan mixer.
2. Tambahkan telur dan vanili, kocok sebentar sampai tercampur rata.
3. Masukkan terigu, maizena. Mixer sebentar saja dengan speed rendah.
4. Tambahkan chocochips, kelapa kering. Aduk rata dengan spatula. 
5. Siapkan loyang, poles tipis dengan margarin. Cetak cookies sesuai selera.
6. Panaskan oven terlebih dulu.
7. Panggang cookies dengan suhu 150 derajat Celcius hingga bagian tepi cookies berwarna keemasan.
8. Angkat, dinginkan di atas cooling rack.

Ini dia hasil versi saya.




Hasilnya lumayan mirip dengan Monde kemasan, lho! Bahkan kata anak sulung saya enakan ini. Uhuiiii .... semangat, deh! Sebenarnya masih belum puas sama si Hollman. Aroma butternya bagi saya masih kurang wangi, kurang nendang. Tapi ini adalah pencapaian terbaik selama saya nguprek bikin cookies yang ala-ala Monde. Dan teksturnya itu ... ada krispinya tapi tetap ngeprul. Aroma kelapa keringnya hhmm ...terasa banget.

Resep tersebut menghasilkan kurang lebih 70 keping cookies.  Banyak sebenarnya, tapi nggak sampai dua hari sudah habis tak tersisa. Beberapa hari mendung, terkadang hujan rintik-rintik. Jadi anak-anak nafsu ngemilnya tinggi hehehe ...




Rina Laurence kasih tips, nih. Untuk butter agar tidak cepat rusak, harus disimpan di suhu dingin. Jadi bisa langsung digunakan begitu ke luar dari kulkas. Nah, untuk bahan-bahan yang lain harus suhu ruangan. Bila mau hasil yang lebih renyah, tepung bisa disangrai terlebih dulu. Selain bikin renyah, cookies juga bisa bertahan lebih lama. Untuk hasil terbaik, pilih terigu protein rendah ya. 

Kembali ke soal rasa, ada beberapa opsi komposisi butter. Bisa 100% unsalted atau 100% salted butter, 50% salted butter + 50% unsalted butter, atau unsalted butter + margarin. Semua kembali ke selera masing-masing. Kualitas bahan-bahan, termasuk susu dan butter akan sangat mempengaruhi hasil akhir. Dan terakhir, jangan lupa panaskan oven sebelum digunakan untuk manggang. Adonan cookies yang nunggu antrian di panggang sebaiknya simpan di kulkas agar hasilnya tetap bagus. Pengalaman saya, semakin kita mengenali karakter oven, hasilnya semakin bagus. O ya, saya cuma pake oven tangkring. Alhamdulillah, hasilnya lumayan.


 



Friday, 28 October 2016

Sempol Ayam Sayur




Berawal dari rasa penasaran saat anak-anak cerita uang sakunya dibelikan "Sempol." Penasaran bercampur khawatir tepatnya. Yap, ngeri kalo jajanannya ternyata mirip-mirip sosis yang nggak jelas gitu. Klopnya lagi, beberapa kali resep sempol berseliweran di timelines. Baca sekilas, komposisi resep dan step by stepnya. Hampir mirip nuggetlah intinya. Cuma di sini campurannya pake tepung tapioka saja. Nggak pake campuran tepung-tepung lainnya.

Begitu ingat, langsung belanja bahan-bahannya dan segera eksekusi. Kebetulan juga pas nyari ide bekal si kecil sekolah.

Bahan:
250 gram ayam (ambil dagingnya)
Tepung tapioka (tidak sempat ditimbang, kurang lebih sama ukurannya dengan daging ayam)
Daun seledri, cincang
Wortel, serut
Oregano (optional)
Bawang merah goreng
Bawang putih
Merica
Garam
Gula
Tusukan sate
Minyak goreng
Telur, kocok lepas

Cara membuat:
1. Cincang daging ayam. Haluskan daging ayam bersama sedikit air dengan menggunakan blender. 
2. Campur semua bahan hingga menyerupai bubur.
3. Didihkan air di dalam panci.
4. Siapkan tusukan sate. Olesi tangan dengan minyak goreng agar tidak lengket dengan adonan. Ambil adonan, lilitkan pada tusukan sate. Rebus. Lakukan pada sisa adonan hingga habis.
5. Begitu mengapung, tiriskan.
6. Panaskan minyak goreng. Siapkan telur kocok. Masukkan sempol satu per satu ke dalam telur kocok. Goreng hingga kuning kecoklatan.
7. Sempol siap disajikan hangat bersama saus sambal, mayonaise, atau saus kesukaan lainnya. 




Teksturnya sedikit kenyal. Ada gurih-gurihnya. Dan pastinya nggak bakalan awet. Cepat banget ludes. O ya, kalo mau dibuat frozen food juga bisa. Setelah direbus, ditiriskan, biarkan dingin. Masukkan wadah tertutup. Simpan di freezer. Kapan saja siap dihidangkan. Tinggal siapkan kocokan telur dan goreng.

Selamat mencoba!

Friday, 12 August 2016

Inspirasi Gamis Anak

Anak-anak sudah pinter nyari model gamis sendiri. Mereka googling minta dibikinkan gamis. Edisi hari raya Idul Fitri kemarin. Saya yang harus mikir desain dan mengadopsi ide-ide yang bergentayangan tersebut. Yang ada di pikiran adalah brokat, lace, dan kain utama. Setelah survei beberapa saat di toko olshop langganan dan tentunya konsultasi dengannya CS-nya yang baik hati :D , pilihan jatuh pada satin maxmara. Glowing, lebih tebal daripada satin biasa, jatuh, dan nggak mudah kusut. Saya suka. Tapi buat anak-anak saja. Saya mah nggak bakalan pede makainya. Terlihat glamour.

Proses menjahitnya penuh perjuangan. Nggak sempat mendokumentasikan karena padatnya jadwal pada bulan puasa. Baru ingat dan sempat menuliskannya ya sekarang ini. Proses desain, pola, menjahit dikerjakan sendiri. Untuk tiga anak dalam sebulan itu sesuatu bagi saya. Mengerjakannya pun dicicil-cicil. Proses menjahitnya juga mencuri-curi waktu. Sebab target lain tak boleh kalah, khatam minimal 30 juz mbarengi anak-anak dan sederet kewajiban lainnya.

Alhamdulillah akhirnya jadi juga beberapa hari mepet sebelum hari raya. Lelahnya terbayar sudah karena anak-anak suka. Dan inilah kali pertama saya membuat sendiri baju hari raya anak-anak. Hitung-hitung sebagai hadiah atas kesungguhan mereka selama Ramadhan. Dan pastinya memangkas budget pula hehehe ...

Eh, ide ini bisa dikembangkan untuk gamis syar'i pengantin :)


Bekal 3 in 1

Sering bingung memilihkan menu bekal anak-anak ke sekolah? Saya sering. Anak-anak bosenan. Jadi sering mikir, sesuatu yang praktis, halal, menyehatkan, dan mengenyangkan. Agar mereka nggak sering-sering jajan di luar. Kendalanya apalagi kalo bukan keterbatasan waktu. Alasan inilah yang mencetuskan ide mengolah satu resep menjadi tiga varian makanan yang berbeda. Tibalah pilihan pada resep dasar roti ala-ala saya. Dioven bisa jadi roti atau pizza. Digoreng jadi donat. Sebenarnya bisa satu lagi, dikukus jadi bakpao :D

Nah, lengkap bukan?





Bahan:
300 gram terigu protein tinggi
1 sdm ragi instan
2 sdm gula pasir
2 sdm butter
sejimpit garam
1/2 sdt vanili
1 butir telur
125 ml air suam kuku

Cara membuat:
1. Larutkan ragi instan dan 1/2 sdm gula pasir ke dalam air suam kuku. Istirahatkan hingga berbuih (ragi aktif).
2. Siapkan di dalam wadah: terigu, sisa gula pasir, garam, vanili, telur. Aduk rata. Tambahkan larutan ragi. Uleni hingga setengah kalis.
3. Masukkan butter. Uleni hingga kalis elastis.
4. Bulatkan adonan. Lumuri permukaan adonan dengan minyak goreng tipis-tipis. Tutup adonan dengan serbet lembab. Istirahatkan hingga adonan mengembang dua kali lipat.
5. Kempeskan adonan. Bentuk sesuai selera. Istirahatkan kembali hingga mengembang dua kali lipat.
6. Adonan siap diolah.
7. Untuk pizza. Setelah adonan dipipihkan, tusuk-tusuk permukaan adonan dengan tusuk sate agar waktu dioven tidak menggembung. Olesi permukaannya dengan butter. Oven hingga setengah matang. Keluarkan. Beri topping. Masukkan oven lagi. Panggang hingga matang. Untuk topping saya kasih saos tomat pedas, tumis jamur plus sayur, oregano, dan sate kerang.
8. Untuk roti setelah matang dan dikeluarkan dari oven, segera olesi tips-tipis dengan campuran butter dan madu. Perbandingan 1:1.





Bagaimana, tertarik mencoba?

Thursday, 28 July 2016

Brownies Sate

Lama tidak baking. Lama tidak motret makanan. Seperti ada sesuatu yang hilang. Iyaa, betul sekali. Meskipun aktivitas memotret sebenarnya masih jalan meskipun tidak terlalu sering. Lebih ke foto produk dan portrait. Alasannya? Simpel karena tak harus boyong dan nata-nata properti. Selain memang jadwal aktivitas yang lagi padat.

Pas suami pulang kerja bawa oleh-oleh yang bikin surprise. Sepintas kupikir happy call ukuran kecil. Ternyata panggangan kue serba guna. Bite size ceritanya dan menariknya ada motif di bawah cetakannya. Cocok deh sesuai kebutuhan, nyiapin bekal anak-anak yang lebih menarik dan lebih cepat. Sering males keluar masukin plus membersihkan si oven tangkring. Pake panggangan ini bisa menggantikan fungsi oven dan lebih cepat.

Percobaan pertama bikin brownies sate. Resep bawaan dari alat tersebut. Kekentalan resepnya lebih encer daripada yang biasa saya buat. Lebih cenderung seperti cake.

Bahan:
4 sdm tepung terigu
4 sdm gula
2 butir telur
1 sdm makan mentega cair
70 gram coklat blok

Cara membuat:
1. Lelehkan coklat blok (saya tim bersama mentega), dinginkan.
2. Kocok telur dan gula hingga mengembang dengan menggunakan mixer.
3. Masukkan lelehan coklat blok dan mentega. Kocok sebentar.
4. Panaskan panggangan.
5. Tuangkan adonan ke dalam panggangan, beri tusuk sate.
6. Panggang bolak balik hingga matang (dengan api kecil sekitar 5 menit).

Hasilnya? Cakey ... tapi justru anak-anak lebih suka. Bagi saya, kurang nendang ciri khas tekstur browniesnya. Rasanya? Saya tidak sempat mengicipi karena kebetulan menyelesaikan puasa Syawal. Setengah hari sudah ludes tak tersisa. Testimoni dari anak-anak katanya sih enak.





Imut ya penampilannya? Yang begini pasti anak-anak doyan. Tak perlu repot-repot pake topping sudah langsung hap ^_^






Thursday, 17 March 2016

Cilok Daging

Cilok makanan yang merakyat. Nggak pernah bosen. Bikinnya juga mudah. Edisi kali ini ingin mendapatkan tambahan gizi, dibikinlah cilok daging. Yang sebenarnya ya mirip-mirip bakso. Cuma di sini kandungan dagingnya lebih sedikit.




Sebenarnya males bikin cilok yang ada dagingnya karena nggak punya gilingan daging. Adanya blender saja. Jadi daging harus dipotong-potong kecil dulu baru diproses. Hasilnya ya jelas tak selembut gilingan daging asli. Tak apalah, setidaknya bisa menikmati cilok daging sendiri di rumah. Bebas borak, bebas pengawet, dan diproses dengan blender yang bersih. Denger-denger gilingan daging yang di pasar itu jorok ya? Mungkin jarang dibersihkan kali?



Langsung ya, kita eksekusi ciloknya.
Bahan:
125 gram tepung tapioka
125 gram tepung sagu
125 gram terigu
100 gram daging sapi, haluskan
250 ml air panas (bisa lebih bisa kurang)
1 siung bawang putih, haluskan
4 siung bawang merah, haluskan
sejimpit merica bubuk
1 sdm garam
1/4 sdt gula

Cara membuat:
1. Aduk rata tapioka, sagu, bumbu. Tuangkan air panas sedikit demi sedikit sambil aduk-aduk dengan spatula hingga tercampur rata.
2. Masukkan daging dan terigu. Tambahkan sisa air panas sedikit demi sedikit. Hentikan penambahan air jika adonan sudah mudah dibentuk (seperti adonan bakso). 
3. Siapkan air panas dalam sebuah panci.
4. Taruh adonan dalam genggaman lalu tekan hingga adonan  keluar di antara sela ibu jari dan jari telunjuk (seperti cara membuat bakso). Ambil adonan dengan sendok, masukkan ke dalam panci berisi air panas. Lakukan langkah serupa untuk sisa adonan.
5. Didihkan air dalam panci yang telah berisi cilok. Rebus hingga cilok mengapung.
6. Angkat dan tiriskan.




Kini siapkan saus kacangnya.
Bahan:
1 genggam kacang tanah, goreng hingga matang
1 siung bawang putih
1 lembar daun jeruk purut
1/2 ruas jari kencur
5 sdm gula merah
1 sdm gula pasir
sejimpit garam
1 sdm air perasan jeruk nipis
1 buah cabe merah (bisa lebih, sesuaikan selera)
5  buah cabe rawit (sesuaikan selera)

Bahan tambahan:
Kecap manis
Saos tomat

Cara membuat:
1. Masukkan semua bahan ke dalam  blender. Proses hingga lembut.
2. Tambahkan sedikit kecap manis dan saos tomat. Aduk rata.




Cilok siap dicocolkan ke sausnya. Yummy!






Tuesday, 15 March 2016

Killer Soft Bread

Sampai saat ini saya belum puas dengan berbagai resep roti yang pernah saya coba. Bahkan water roux sekalipun. Saya maunya yang simpel tapi hasil memuaskan. Walah, siapa saja pasti mau begitu. Jadi, rajin betul ngintip-ngintip resep roti, eksekusi, evaluasi, dst. Tak apalah, anak-anak kan emang doyan banget roti. Dan sayanya juga masih penasaran jika belum berhasil mengeksekusi roti yang sesuai dengan harapan.

Tibalah pada resep yang membuat saya terpana. Resep yang berseliweran di salah satu grup masak. Killer soft bread punya Victoria Bakes . Wah, keren bener ini resep. Hanya satu kali proofing dan hasilnya supperrr... Seratnya itu, lho!





Berhubung kepengin mengeksekusi. Dan konon yang pernah mengeksekusi meskipun tanpa whipped cream hasilnya tetep oke, baiklah saya beranikan mencoba. Di rumah memang lagi tidak ada stok whipped cream.

Bahan versi saya sebagai berikut:
1 butir telur
1 sachet susu bubuk full cream dicampur dengan 170 ml air
1 sdt ragi instan
Sejimpit garam
1,5 gula pasir
1/4 sdt vanili bubuk
300 gram terigu
2,5 sdm margarin

Cara membuat:
  1. Campur semua bahan kecuali margarin. Uleni sampai kalis elastis.
  2. Tambahkan margarin. Uleni hingga tercampur rata.
  3. Bagi adonan menjadi beberapa bulatan. 
  4. Siapkan loyang yang telah disemir tipis margarin. Tata bulatan adonan. Istirahatkan sampai mengembang hampir dua kali lipat.
  5. Oven dengan suhu 170 derajat Celcius hingga matang. Membutuhkan waktu sekitar 45 menit. 
  6. Saat masih panas, langsung oles permukaan roti dengan margarin. 
Tanpa whipped cream pun tetap okeh. Alhamdulillah, sangat puas dengan resep Victoria ini.




Apa komentar si bungsu? Hhmm ... enaakk .... Dan tak pernah bertahan lama. Cepet ludess...





Wednesday, 2 March 2016

Bola-Bola Donat

Donat lagi, donat lagi. Request ini sudah sebulan lalu, tapi baru sempat up load sekarang ^_^
Kali ini mau merasakan sensasi efek sedikit krenyes-krenyes akibat penambahan tepung beras. Tetep enak dan dalam sekejap sukses ludes.

Berhubung membuatnya hari jumat, ada pasukan krucils yang ikut bantu. Bantu mainan adonan sampai bantu jadi modelnya. Upahnya donat seperempat kilo, tunai!



Kali ini bikin donat kentang dua bentuk, original dan bola-bola. Ternyata anak-anak lebih suka yang bola-bola. Jelas banget. Lha toppingnya ada coklat serut dan bite size jadi langsung lep :D

Sebenarnya pake resep donat standar. Cuma sedikit dicampur tepung beras agar ada efek krenyes-krenyes di luar. Over all tetap tergolong lembut. Tapi kalo ingin yang super lembut luar dalam, ya full pake kentang dan terigu saja.

Bahan:
2 buah kentang, kukus lalu haluskan selagi hangat
200 gram tepung terigu protein tinggi
50 gram tepung beras
1 sdt ragi instan
2 sdm gula pasir
1 sdm susu bubuk
1/4 sdt vanili bubuk
sejimpit garam
1 butir telur
50 ml air
3 sdm margarin

Cara membuat:
1. Campur kentang halus, terigu, tepung beras, ragi instan, gula, garam, vanili, susu bubuk. Aduk rata. Tambahkan telur dan air secara bertahap sambil uleni hingga kalis.
2. Masukkan margarin, aduk rata. Pindah adonan ke atas meja kerja yang telah ditaburi terigu. Uleni adonan hingga kalis elastis.
3. Bulatkan adonan. Taruh dalam wadah. Tutup dengan serbet lembab. Proofing hingga volume dua kali lipat.
4. Kempeskan adonan. Pindahkan adonan ke atas meja kerja. Taburi permukaan adonan dengan terigu. Gilas hingga ketebalan sekitar 0,5 cm. Cetak. Istirahatkan hingga mengembang.
5. Goreng dalam minyak banyak hingga kecoklatan. Angkat dan tiriskan.
6. Donat siap diberi toping.

Untuk topping bola-bola donat saya pake butter cream dan coklat blok diserut. Bite size ini cocok untuk bekal dan snack di saat santai. Buat piknik juga boleh, lho!


Wednesday, 27 January 2016

Softbread dengan Metode Tangzhong




Rahasia kelembutan roti ala Cina terletak pada metode pembuatannya. Dengan metode tangzhong, kita bisa bikin roti lembut tanpa bahan pelembut. Duh, ternyata yang pake bahan pelembut nggak pakaian saja, ya? Metode tangzhong ini dikenal pula dengan nama water roux.

Dengan metode tangzhong, membuat kita makin rajin bikin roti sendiri, lho! Hasilnya bisa bersaing dengan roti bermerk. Lembut meskipun menguleninya pake tangan.




Penasaran? Seperti apa sih caranya?  Mari kita saksikan bersama ^_^
Bahan tangzhong:
125 ml air
5 gram terigu protein tinggi

Bahan adonan roti:
350 gram terigu protein tinggi
1 sdm ragi instan
2 sdm gula
1/4 sdt garam
1 butir telur
125 ml susu cair
30 gram butter (bisa diganti margarin)

Filling:
Coklat pasta
Sosis

Polesan:
1 butir kuning telur, kocok lepas
Butter (bisa diganti margarin, atau campuran keduanya dengan perbandingan 1:1)

Cara membuat:

  1. Siapkan bahan tangzhong. Larutkan terigu ke dalam air. Panaskan di atas kompor dengan api kecil sambil terus diaduk-aduk seperti membuat bubur. Setelah mengental, matikan api. Angkat dan dinginkan. Tutup dengan cling wrap untuk mempertahankan kelembabannya.
  2. Siapkan adonan roti. Campur terigu, ragi instan, gula, garam. Aduk rata. Masukkan telur, susu cair. Uleni hingga kalis (adonan tidak lengket di tangan). Tambahkan butter. Aduk rata. 
  3. Siapkan meja kerja yang telah ditaburi sedikit terigu. Pindahkan adonan ke atas meja kerja. Uleni adonan dengan tangan. Gerakan tangan sewaktu menguleni seperti gerakan saat mencuci pakaian. Uleni sekitar 5 menit. Setelah itu tutup adonan dengan cling wrap. Pukul-pukul adonan dengan rolling pin. Ini membantu mempercepat adonan kalis elastis. Membutuhkan waktu sekitar 10 menit hingga adonan kalis elastis (tidak mudah sobek jika ditarik dan membentuk membran tipis).
  4. Bulatkan adonan. Luluri permukaannya dengan minyak goreng tipis-tipis. Ini berfungsi untuk menjaga kelembaban adonan. Taruh adonan dalam wadah. Tutup dengan serbet lembab (basahi serbet dengan air lalu peras) atau gunakan cling wrap.
  5. Diamkan adonan di tempat yang suhunya tinggi. Bisa ditaruh di dekat magic com. Ini berfungsi mempercepat proses proofing. 
  6. Setelah mengembang (volumenya dua kali lipat), kempeskan adonan dengan cara ditinju. 
  7. Bulatkan adonan menjadi beberapa bulatan. Saya bagi menjadi delapan bulatan. Pipihkan, isi dengan coklat pasta. Bulatkan kembali. Sisanya, pilin adonan memanjang seperti tali. Lalu lilitkan ke sosis. Istirahatkan kembali adonan hingga mengembang dua kali lipat. Tutup dengan cling wrap atau serbet lembab. 
  8. Panaskan oven dengan suhu 180 derajat Celcius.
  9. Panggang roti sekitar 10 menit. Setelah berwarna agak kecoklatan, keluarkan. Olesi permukaan roti dengan kuning telur. Masukkan kembali ke dalam oven. Panggang hingga berwarna kecoklatan (sekitar 5 menit). Keluarkan dari oven. Angkat dan dinginkan di atas rak kawat. Segera poles permukaan roti dengan butter atau margarin selagi masih hangat. 
  10. Roti siap disajikan.


Tips Menyimpan Roti:
Bungkus roti dengan plastik kedap udara atau wadah tertutup, taruh di suhu ruangan. Pastikan roti sudah dalam kondisi dingin. Roti bisa bertahan selama 3 hari. 



Siap Disantap Sambil Menikmati Hujan yang Turun Deras Sore Ini

Friday, 22 January 2016

Kamera Ponsel Jadul

Mengenal teknik fotografi berawal dari kamera ponsel ini. Ponselnya memang sudah tergolong smartphone. Tapi fitur kameranya masih sangat sederhana. Tidak ada autofokus. Pixelnya pun cuma 2 MP. Usianya sekarang sudah sekitar 4 tahun. Ya, hasil fotonya sudah tak sebening yang dulu memang. Karena sudah beberapa kali di-smack down bocah. Dijatuhkan bahkan dilempar. Resiko punya krucils. Beda tipis kali ya ponsel dengan bola bekel?

September 2013 saya beralih ke kamera DSLR. Bisa dipastikan, aktivitas motret dengan kamera ponsel hampir tidak pernah lagi. Saya intens belajar menggunakan DSLR selama dua tahun terakhir ini. Terkadang rindu juga dengan fotografi kamera ponsel. Lebih praktis, ringan, tinggal snapshot saja. Sementara kamera DSLR jelas lebih berat. Meskipun punya saya termasuk yang ringan di kelasnya, tetap saja pegel kalo lama memakainya tanpa tripod. Apalagi bila dipasang lensa tele. Ya, sampai sekarang saya paling suka handheld saja. Tripod jarang make. Makanya lebih simpel mengabadikan momen dengan kamera ponsel.

Karena sibuk menyelesaikan naskah buku, aktivitas memotret jarang sekali saya lakukan. Hari ini kepengin motret pake DSLR, eh memory cardnya nggak ada. Pake kamera tablet yang lebih jernih, baterainya habis. Yang ada tinggal kamera ponsel. Tak apalah. Sekalian sebagai obat kanget. Langsung saja menyiapkan setting tempat. Reflektor sisi kiri dengan styrofoam. Bloking cahaya sisi kanan dengan kertas. Ini  memanfaatkan cahaya matahari pagi yang masuk ke jendela. Arah cahaya matahari dari sisi kanan.

Hasilnya? Tak terlalu buruk. Kurang tajem. Blokingnya lebih susah untuk mengurangi overexposure di sisi kanan. Kalo pake DSLR sebenarnya tidak overexposure. Mungkin juga pengaruh ukuran sensor kamera ponsel yang jauh lebih kecil daripada kamera DSLR.

Menggunakan kamera ponsel Samsung Galaxy Young GT-S5360


Nemu Harta Karun untuk Properti Food Photography

Thursday, 21 January 2016

Serbat Blewah




Buah ini cocok banget dibuat serbat. Apalagi di saat cuaca tak menentu seperti sekarang. Seharusnya musim penghujan tapi panasnya seperti saat kemarau saja. Saya sebenarnya kurang begitu suka dengan blewah, tapi anak-anak ternyata suka. Meskipun dimakan langsung begitu saja. Mungkin kandungan airnya yang banyak itulah yang bikin disuka. Seger seperti melon atau semangka. Memang kaya air.

Karena nggak sempat dibikin macem-macem, yang simpel saja. Dibuat serbat. Praktis dan cepat bikinnya.

Bahan:
Daging buah blewah
Gula pasir
Air matang
Es batu

* Noted: ukurannya disesuaikan selera saja ya

Cara membuat:
1. Serut memanjang daging buah blewah. Sisihkan.
2. Larutkan gula ke dalam air matang. Masukkan serutan blewah. Aduk rata.
3. Tambahkan es batu.
4. Serbat blewah siap disajikan



Simpel banget ya? Tapi dijamin seger. Cocok disajikan saat siang hari atau menu berbuka puasa.

Friday, 15 January 2016

Cara Sesat Membuat Tahu Bulat Tanpa Repot

Bikin tahu bulat? Yang kebayang pasti capeknya meras tahu. Iya, salah satu syarat sukses bikin tahu bulat memang harus diperas sampe tetes terakhir. Yup, sampai habis kadar airnya. Itulah awalnya yang membuat saya juga males. Belum lagi menghaluskannya, juga harus sampe benar-benar halus mulus. Hehe ...





Nah, sekarang ada cara anti mainstream untuk semua itu. Peralatan yang wajib ada adalah mesin cuci dan food processor/blender. Waduh, kok pake mesin cuci segala? Ya, iyalah. Ini kan cara sesat. Tapi dijamin meringankan dan nggak bikin pegel, kok! Daripada penasaran, langsung saja simak caranya berikut ini.


Bahan:
5 buah tahu
4 siung bawang merah
2 siung bawang putih
1/4 sdt merica bubuk
1 sdt keju bubuk
Garam (sesuai selera)
Sejimpit gula

Cara membuat:

  1. Masukkan semua bahan ke dalam food processor/blender. Proses hingga halus.
  2. Siapkan kain tipis. Bungkus tahu halus. Ikat yang kuat dan pastikan ikatan tidak mudah lepas. 
  3. Masukkan tahu yang telah dibungkus kain ke dalam pengering mesin cuci. Putar pengering. Dan voila .... dalam hitungan kurang dari 3 menit, tahu sudah super kering. 
  4. Bulat-bulatkan tahu dengan bantuan kedua telapak tangan.
  5. Panaskan minyak goreng. Goreng tahu hingga kuning kecoklatan.
  6. Angkat dan tiriskan.
  7. Tahu bulat siap disantap bersama cabe rawit dan petis. 




Ini dia tester setia saya. Si bungsu yang tak sabar menunggu sesi pemotretan. Ya, hasil seadanya. Sebagian tahu sudah dibuat lauk sarapan  dan dibawa bekal ke sekolah sama si kakak. Karena si bungsu juga sudah tak sabar, dari tadi mau mencomot si tahu bulat. Pemotretan harus segera buyarrr ...



Wednesday, 6 January 2016

Belajar Keyboard

Kalo sekarang mungkin istilahnya siswa berprestasi ya? Dulu waktu SD kelas empat saya pernah juara siswa teladan di kabupaten. Nah, salah satu kompetensi yang harus dipenuhi harus punya skill yang menonjol. Sebenarnya saya sudah punya. Halah. sok lebay ^_^ Saya langganan juara tenis meja. Tapi rupanya guru saya pengin mengup grade saya lebih agar masuk nominasi di tingkat Jawa Timur. Jadilah saya les qiraat dan musik. Pilihan alat musik jatuh pada keyboard. Kenapa? Mungkin alasan waktu itu suka-suka saja. Dan ada guru musik di SMP daerah saya yang bersedia mengajari saya dalam sekejap plus dipinjami pula. Lumayanlah, hasilnya saya bisa mainkan melodi dengan feeling.  Tak kenal not balok dan sampe sekarang masih susah membaca not balok. Tapi kalo melodi, asal bisa nyanyikan lagu, otomatis jemari tangan akan bergerak di atas tuts keyboard. Kalo ditanya not angkanya? Hadeh, harus dipraktekkin dulu dan harus dicatet barus bisa nunjukkan not angkanya. Aneh? Ya, begitulah adanya.

Dari perjuangan itulah, saya diberi reward sama orang tua. Dihadiahin keyboard PSR-200 yang termasuk wah bagi saya yang masih imut-imut waktu itu. Bawanya penuh perjuangan. Belinya nitip saudara yang tinggal di Batam. Nggak dipaketin, tapi dibawa temannya yang pulang ke Madiun. Duh, jarak dari rumah ke Madiun itu lumayan jauh. Naik bis mungkin 6 jam-an. Alhamdulillah. Barang sampe di rumah dengan selamat dan bisa dibuat mainan. Eh, latihan!

YAMAHA PSR 200 Kini Sudah Berusia 25 Tahun dan Semua Fungsi Masih Normal


Latihannya ya, otodidak. Di rumah nggak ada yang pintar main musik. Belajar dari guru musik di SMP juga terbatas banget. Tapi ya lumayan kan, sudah bisa mainkan chord tiga jari plus jari tangan kanan untuk melodi. Plus sambil nyanyi. Bisa pindah kunci ke D, G, dst ... (Duh sekarang yang mancep ingat cuma kunci C dan kembali buka-buka panduan chord untuk yang mayor, minor, dst).   Setelah SMA, kuliah, dst ... itu keyboard masuk kardusnya kembali. Disimpen jadi harta karun. Alasannya, nggak ada waktu. Sok sibuk atuh ^_^  Baru akhir-akhir ini sesudah punya 3 anak, dibongkar lagi keyboard tsb. Anak-anak tanya waktu pulang ke rumah mbahnya, barang apaan tuh di atas lemari? Eh, tahunya mereka itu piano seperti di Masha and The Bear. Waduh, padahal wujudnya beda banget, kan?

Anak pertama yang rupanya lebih menonjol minatnya dan cepet bisa. Boleh lah, nak. Mari belajar bareng. Sementara belajar lagunya Potret --- Bunda dulu ya ... Ntar kalo sudah ada waktu senggang, akan ummi ajari Sambutlah Khilafah. Itu intronya kan full piano.


Dapat chord lagu Bunda dari http://www.chordfrenzy.com/chord/76/potret-bunda
Intro : F Am Dm G 

C               Am 
kubuka album biru 
F        Em     Dm   G 
penuh debu dan usang 
E                Am         G 
kupandangi semua gambar diri 
Dm                 G 
kecil bersih belum ternoda 

C                 Am 
pikirku pun melayang 
F      Em       Dm G 
dahulu penuh kasih 
E                Am        G 
teringat semua cerita orang 
F          G   C 
tentang riwayatku 

F G  E   Am     Dm    G       C 
kata mereka diriku slalu dimanja 
F G  E   Am     Dm           G 
kata mereka diriku slalu ditimang 

C               Am 
nada-nada yg indah 
F           Em     Dm G 
selalu terurai darimu 
E                Am        G 
tangisan nakal dari bibirku 
Dm              G 
takkan jadi derita 

C                   Am 
tangan halus dan suci 
  F            Em        Dm G 
telah mengangkat tubuh ini 
E               Am         G 
jiwa raga dan seluruh hidup 
F          G   C 
telah dia berikan 

F G  E   Am     Dm    G       C 
kata mereka diriku slalu dimanja 
F G  E   Am     Dm           G 
kata mereka diriku slalu ditimang 

C     Em        Am     G 
oo bunda ada dan tiada dirimu 
F              Fm           C 
kan selalu ada di dalam hatiku 

Musik : C D E F#m E A D 
        F G Am G C A# D#  
        F Dm G 

C                 Am 
pikirku pun melayang 
F      Em       Dm G 
dahulu penuh kasih 
E                Am        G 
teringat semua cerita orang 
F          G   C 
tentang riwayatku 

F G  E   Am     Dm    G       C 
kata mereka diriku slalu dimanja 
F G  E   Am     Dm           G 
kata mereka diriku slalu ditimang 

C     Em        Am     G 
oo bunda ada dan tiada dirimu 
F              Fm           C 
kan selalu ada di dalam hatiku 

C F Am F