Monday, 8 April 2019

Tas Handmade Perca

Nggak nyadar ternyata sudah lama banget nggak ngeblog. Sudah saatnya rumah ini dirawat, dibersihkan biar nggak lumutan 😃
Passionnya masih tetap, ngebaking-motret-nulis-jahit... waktunya masih juga tetap 24 jam, tapi kesibukannya kok serasa makin bertambah padahal anak-anak sudah mulai menginjak remaja. Time flies so fast...ada banyak PR yang harus diprioritaskan.

Ceritanya nyempatkan lagi berkencan dengan mesin jahit, di sela-sela kesibukan. Apalagi teringat dapat hibah kain perca banyak dari seorang wanita salehah yang sudah kuanggap seperti saudara. Serasa ada amanah agar hibah tsb bernilai pahala, artinya saya harus mengeksekusinya, jangan biarkan teronggok apalagi terhempaskan wwkkk...

Jahit-jahit simpel bikin tote bag sederhana. Coba padu padan kain, ngemiks biar nampak cantik itu ternyata nggak mudah. Mau dikombinasi vertikal ataupun horizontal juga mesti mikir.

Tote bag ini saya kasih zipper, biar aman barang-barang yang dibawa nggak mudah mencolot yaa. Ukuran tasnya mengikuti lebar kain yang tersedia. Jadi saya nggak bikin pola khusus.




Taraaa... itu dia hasilnya. Karya tersebut kupersembahkan untuk rumah kreativitasku di Bosphorus Craft. Tepatnya tempat saya menuangkan ide-ide ngecraft, bikin tas, pouch, dompet dkk. Bikinnya masih moody yaa... kalo pas sempat ya bikin, nggak sempat atau pas nggak mood ya nggak bikin deh 😄

Lah ini motonya juga lagi males ngeluarin tripod dan DSLR. Snapshot saja pake kamera HP, background putihnya comot kerudung yang ada di jemuran 😆

Semoga karya sederhanaku tadi bisa menginspirasi kalian yang ingin berkreasi dari bahan perca.

Saturday, 18 August 2018

Tortila Kebab





Masya Allah... anak-anak di rumah kompak doyan kebab. Apalagi yang pakai daging has panggang, yummy...nggak ada bosannya. Mulai dari roti kebab sampai tortila, suka semua, terutama yang pake tortila.

Daripada beli terus, lumayan menguras kantong, saya pun googling mencari resep tortila, kulit kebab yang sepintas mirip roti maryam. Tapi jelas beda lho. Baik teknik pembuatan maupun rasa. Tortila ini lebih gurih karena tanpa gula.

Nah, eksperimen pertama gagal karena kulitnya terlalu tebal dan alot. Lanjut googling lagi. Alhamdulillah nemu resep di Just Try and Taste. Pas banget seperti yang saya mau. Kulit kebab yang lembut, gurih, tidak alot.



Bahan tortila:
200 gram terigu (saya menggunakan Segitiga Biru)
125 ml air hangat
40 ml minyak goreng
1/2 sdt garam
1/2 sdt baking powder

Cara membuat:
1. Campur semua bahan. Uleni hingga tercampur rata semua bahan.
2. Pindahkan adonan ke meja kerja yang telah ditaburi terigu. Uleni adonan sampai kalis (mudah dibentuk).
3. Bagi adonan menjadi delapan bagian. Bulatkan.
Pipihkan masing-masing bulatan adonan. Saya menggunakan gelas untuk memipihkan bagian pinggir-pinggir adonan. Bila ingin menumpuk adonan, lapisi dengan plastik agar tidak lengket.
3. Panaskan wajan datar dengan api kecil. Lelehkan sedikit butter. Panggang tortila sebentar saja sampai muncul gelembung di permukaan kulit (sekitar 10 detik). Jangan terlalu lama memanggang, nanti tortila menjadi alot.
4. Bila tortila tidak segera digunakan, simpan dalam wadah tertutup untuk menjaga kelembabannya.



Untuk bahan isian kebab saya pilih yang simpel saja. Selada, saos tomat, mayonais, mentimum, sosis panggang, irisan bawang bombai. Semua bahan ditata di atas tortila lalu beri saos dan mayonaise. Panggang sebentar di atas wajan datar dengan api kecil. Waktu memanggang, saya lebih suka dengan melelehkan sedikit butter untuk menambah aroma. Kebabnya lebih moist dan gurih.
















Sunday, 5 August 2018

Sweet Bun Burger



Waktu itu Chef Djati di akun fb-nya posting hasil eksekusi roti sobek. Lah, ini chefnya baik banget. Sering berbagi pula resep dan merespon dengan baik bila kita bertanya seputar tips dan teknik bikin roti yang berkualitas itu seperti apa. Saya doakan ilmu dan usaha beliau barakah. Amin. Beberapa kali saya lihat roti yang beliau bikin itu tampilannya menggoda, delicious pastinya. Lembut ala-ala homemade. Nah, pas posting roti sobek sama resepnya pula. Beruntung banget kan?

Dimakan rotinya polosan saja sudah wenak, endes, maknyuss kata almarhum Pak Bondan. Kepikiran dikasih isian. Buat burger saja, sekalian anak-anak mau makan sayur meski setengah dipaksakan. Eksekusi deh akhirnya roti sobek untuk dibikin burger.

Bahan:
500 gram terigu cakra
125 gram gula pasir
2 butir telur
30 gram susu bubuk
11 gram ragi instan
3 gram bread improver (saya nggak pakai)
5 gram garam halus
100 gram margarin
200 cc susu cair dingin
1 butir kuning telur untuk olesan
Wijen untuk taburan

Isian burger:
Selada
Mentimun
Keju
Sosis
Mayonaise
Saos tomat


Cara membuat:
1. Campur tepung, telur, gula, susu, ragi instan. Aduk rata. Tambahkan susu cair, aduk kembali.
2. Masukkan margarin dan garam, uleni hingga kalis elastis. Bisa lihat postingan saya di label roti untuk mengenali adonan yang kalis elastis itu seperti apa.
3. Bulatkan dan istirahatkan hingga volumenya dua kali lipat.
4. Bagi adonan, masing-masing kurang lebih 45 gram. Bulatkan, tata di atas loyang. Kocok kuning telur lalu oleskan secara merata di atas permukaan roti. Taburi permukaan roti dengan wijen. Istirahatkan kembali hingga volume dua kali lipat.
5. Panaskan oven lalu oven roti hingga matang. Untuk memaksimalkan hasil, kenali karakter oven masing-masing. FYI, saya pake oven tangkring. Sebelum saya masukkan roti, oven saya panaskan sekitar 10 menit. Masukkan roti, oven dengan api sedang ke besar kurang lebih 15 menit sampai permukaan berwarna kecoklatan merata.
6. Keluarkan roti, dinginkan di atas cooling rack.
7. Belah roti, tata isian burger: selada, irisan mentimun, sosis. Beri saos tomat dan mayonaise. Sweet bun burger siap disajikan.




Apa komentar pasukan saya? Uenak... bikin nagih. Rotinya lembut. Cocok buat sarapan, sebagai bekal, ataupun nyemil. Eittt... nyemil roti? Sekali-kali boleh kan? Habis itu olahraga, beberes, dan sementara simpan timbangan dulu ya, hahaha....


Friday, 13 April 2018

Bakso Tuna


Awal bikin bakso sering gagal. Karena blender di rumah tidak strong untuk melembutkan daging sapi. Alhasil tak bisa mulus. Beda jika pake ikan. Dan tentu saja karena faktor ketidaktahuan saya tips bikin bakso itu seperti apa.

Kemarin waktu belanja dapat ikan tuna segar. Bila dimasak sarden, itu sudah mainstream. Jadi mending dibikin bakso sambil bereksperimen dengan komposisi pengembang alami untuk bakso: air es dan putih telur.



Bahan:
1 ekor tuna segar, ambil dagingnya
4 sdm es batu serut
2 putih telur
100 ml air
8 sdm tapioka
4 siung bawang putih
1 sdt garam
1/4 sdt gula
1/4 sdt merica bubuk

Cara membuat:
1. Ambil daging tuna, masukkan ke dalam blender. Tambahkan semua bahan. Proses sampai halus.
2. Didihkan air di panci, lalu kecilkan api agar tidak terjadi letupan air.
3. Pindahkan adonan bakso ke dalam baskom. Uleni dengan cara membanting-banting dengan telapak tangan sebanyak 30 kali sampai terbentuk adonan yang kenyal. Bentuk bulatan dengan menggenggam lalu mengeluarkan bulatan di sela jari jempol dan telunjuk. Pindahkan ke panci. Lakukan pada sisa adonan sampe selesai.
4. Didihkan kembali air dalam panci yang telah berisi bakso sampai bakso mengembang dan mengapung.
5. Angkat dan tiriskan.

Kuah Bakso:
Bahan:
8 siung bawang putih
Tulang ayam/sapi/kaldu bubuk
Seledri
Bawang pre
Sawi/selada
Air
Gula
Garam
Merica bubuk

Cara membuat:
1. Iris bawang tipis-tipis, tumis hingga harum dan berwarna kuning kecoklatan. Tambahkan air sekitar 1 liter. Masak bersama tulang hingga mendidih.
2. Masukkan gula, garam, merica, seledri, bawang pre, sayur. Tes rasa.
3. Siapkan mangkok. Isi bakso, mie, tahu, siram kuah bakso.


Untuk mie juga bisa bikin sendiri pake resep di sini http://lelynoormindhawati.blogspot.co.id/2017/08/mie-ijo-porsi-mungil.html?m=0
Jus sawi diganti air biasa saja. Mudahkan? 



Wednesday, 24 January 2018

Pizza Crust ala Pizza Hut


Ngomongin pizza pasti ingetnya langsung Pizza Hut. Brand pizza legendaris yang belum nemu tandingannya. Anak-anak saya penggemar genre roti termasuk pizza. Selama ini belum pernah masuk ke gerai Pizza Hut. Alhamdulillah ada saja yang baik hati ngasih Pizza Hut. Rezeki anak salehah ya... Norak? Iya, saya memang tak pernah membiasakan mereka makan junk food. Apalagi menikmatinya di gerainya. Wah, bisa ketagihan dan bikin kantong bolong. Hihi... dasar emak-emak. Kalo sudah begini, ya pastilah ada konsekuensi. Bikin homemade pizza.

Nah, bicara pizza ternyata ada juga salah kaprahnya. Yang banyak dijual di tempat umum itu bukan the real pizza, tapi roti pizza. Adonan kulitnya roti, jadi empuk. Mungkin selera orang Indonesia kali ya. Padahal the real pizza seperti punya Pizza Hut itu crust. Krispi di pinggir, dalamnya empuk. Adonan nggak pake telur, nggak pake butter/margarin tapi minyak. Biasanya minyak zaitun.

Berikut ya resep pizza ala Pizza Hut.
Bahan:
560 gram terigu
30 gram susu bubuk
320 ml air hangat
11 gram ragi instan
1 sdm gula pasir
1/2 sdt garam
2 sdm minyak goreng, lebihkan untuk memoles adonan

Topping (sesuai selera ya):
Saus tomat
Paprika
Sosis/daging
Oregano
Keju
Mayonais

Cara membuat:
1. Larutkan ragi instan dan gula pasir ke dalam air hangat. Biarkan sampai berbuih dan mengembang. Membutuhkan waktu sekitar 5 menit.
2. Siapkan terigu, susu bubuk. Aduk rata. Tambahkan larutan ragi. Uleni sebentar. Masukkan garam dan minyak goreng. Uleni sampai kalis elastis. Cirinya: adonan kenyal, tidak mudah putus, bila dibentangkan membentuk membran tipis.
3. Bulatkan. Siapkan wadah yang telah disemprot minyak goreng. Taruh adonan di dalam wadah tersebut. Beri minyak goreng tipis-tipis pada permukaan adonan. Tutup dengan serbet lembab. Istirahatkan di tempat yang hangat sampai mengembang dua kali lipat. Biar proses proofing ini cepat, saya taruh di atas magicom.
4. Bagi adonan menjadi tiga. Siapkan loyang yang telah disemprot minyak. Pipihkan adonan dengan menggunakan jari tangan. Tusuk-tusuk permukaan kulit pizza dengan garpu agar saat dioven tidak menggelembung. Bagian pinggir gulung agar membentuk bulatan cantik. Isi dengan topping sesuai selera.
5. Panggang sampai kulit berwarna coklat keemasan.

Nah, pizza siap dipotong-potong dan disajikan. Kulitnya bagian luar krispi, dalemnya empuk tapi tidak selembut roti. Kebetulan untuk topping saya seadanya di kulkas. Tanpa mozarella jadi tidak ada sensasi molor hehe...




Monday, 22 January 2018

Brownies Nyoklat ala Sriboga


Brownies yang nyoklat itu mantep banget. Nagihin, ngangengin. Kata chef, asal bahan yang digunakan berkualitas plus teknik yang betul, dijamin joss tenan hasilnya. Orang bilang, ada harga ada rasa. Iya, saya pernah nyoba pake coklat bubuk murah meriah. Eh, hasilnya jauh dari harapan. Kapok? Iya, secara saya kurang pintar memanipulasi bahan kali ya.


Btw, saya sudah cukup lama belajar teknik bikin brownies yang benar. Haha... biar tidak tersesat ya. Biar bisa membedakan antara cake coklat dan brownies dan tentu saja ciri utama brownies. Yap, munculnya shiny crust, lapisan coklat tipis yang retak-retak. Awal-awal bikin dulu, nggak pernah sukses. Salah satu rahasianya nih, ngocok brownies cukup pake whisker sampai gula larut sama telur. No mixer ya. Berat? Nggak deh! Anak ragilku yang masih umur 6 tahun sukses kok ngocoknya.

Kali ini saya mencoba tepung Sriboga. Kalo Bogasari sudah terlalu mainstream kan. Tertarik pake Sriboga berawal dari IG chef Wendi Ernaz, kreasi rotinya wow pake banget. Beruang Biru tepung terigu serba guna ada bonus resep brownies. Saya pake setengah resep.

Bahan:
300 gram gula pasir
200 gram telur (saya pake 3 butir)
2 sdt vanili esense (saya pake vanili bubuk)
170 gram terigu beruang biru
25 gram susu bubuk
1 1/4 sdt baking powder
225 gran margarin
200 gram DCC (saya pake Colatta)
150 gram kacang mete (saya skip, anak-anak nggak suka)
50 gram chocochips

Cara membuat:
1. Lelehkan DCC dan margarin dengan cara ditim. Dinginkan.
2. Kocok gula pasir, telur, vanili hingga gula larut.
3. Ayak terigu, susu bubuk, coklat bubuk. Aduk rata.
4. Masukkan lelehan DCC ke dalam larutan gula, aduk rata.
5. Tambahkan campuran terigu secara bertahap sambil aduk.
6. Panaskan oven.
7. Siapkan loyang yang telah dialas baking paper dan dipoles margarin tipis-tipis. Tuang adonan. Taburi chocochips.
8. Panggang hingga matang. Lakukan tes tusuk. Bisa dengan tusuk sate. Bila adonan tidak lengket di tusuk sate artinya brownies sudah matang.
9. Keluarkan dari oven, dinginkan. Baru potong-potong.


Brownies itu lebih nikmat kalo diinapkan ya. Jadi besoknya baru dinikmati. Asli nyoklatnya mantep. Dalemnya moist, luarnya ada sensasi crust khas brownies. Mantep deh. Apalagi kalo pake butter, wanginya pasti nggak nahan. Sayangnya pas ke TBK adanya kemasan 1 kg harganya 200 ribu sekian. Haha... skip dulu deh, uang di dompet nggak cukup. Next time saja. Ini saja sudah cukup puas kok. Apalagi lihat shiny crust-nya jadi berasa seksi browniesnya.


Wednesday, 10 January 2018

Premiks Brownies Nutricake



Akhirnya tergoda juga bikin brownies pake premiks. Lagi gak mood baking tapi pengin brownies. Katanya sih pake premiks ini lumayan hasilnya dan yang jelas lebih praktis. Nggak perlu melelehkan DCC, cukup melelehkan butter ato margarin. Diganti minyak goreng juga bisa.

Premiks brownies Nutricake ini ada beberapa varian. Coklat, pisang, ada lagi saya lupa hehe... Untuk mengeksekusi satu kemasan cukup ditambah satu butir telur, 5 sdm air, dan 50 gram margarin/butter/minyak goreng. Hasil jadinya bisa  untuk loyang ukuran kurang kebih 20x10x5 cm. Semua bahan cukup dimix manual pake balon wisk, nggak perlu mixer. Saya pake spatula saja. Ya, bikin brownies kan memang nggak perlu mixer hihihi...



Karena adonan coklatnya terlihat kurang nyoklat akhirnya bagian atas kutaburi DCC cincang. Kenapa kurang nyoklat? Di komposisi tercantum coklat bubuk dan Dark Chocolate Compound. Tapi menurutku jumlah DCCnya dikit banget. Alhasil betul, coklat khas browniesnya kurang nendang. Shiny crustya dapat tapi tipis banget. Secara tekstur lebih cakey ya... At least, bagi brownies lover, premiks ini kurang nendang. Tapi bagi yang ingin menikmati brownies secara instan atau bikin bekal, bisalah jadi alternatif.