Friday, 22 January 2016

Kamera Ponsel Jadul

Mengenal teknik fotografi berawal dari kamera ponsel ini. Ponselnya memang sudah tergolong smartphone. Tapi fitur kameranya masih sangat sederhana. Tidak ada autofokus. Pixelnya pun cuma 2 MP. Usianya sekarang sudah sekitar 4 tahun. Ya, hasil fotonya sudah tak sebening yang dulu memang. Karena sudah beberapa kali di-smack down bocah. Dijatuhkan bahkan dilempar. Resiko punya krucils. Beda tipis kali ya ponsel dengan bola bekel?

September 2013 saya beralih ke kamera DSLR. Bisa dipastikan, aktivitas motret dengan kamera ponsel hampir tidak pernah lagi. Saya intens belajar menggunakan DSLR selama dua tahun terakhir ini. Terkadang rindu juga dengan fotografi kamera ponsel. Lebih praktis, ringan, tinggal snapshot saja. Sementara kamera DSLR jelas lebih berat. Meskipun punya saya termasuk yang ringan di kelasnya, tetap saja pegel kalo lama memakainya tanpa tripod. Apalagi bila dipasang lensa tele. Ya, sampai sekarang saya paling suka handheld saja. Tripod jarang make. Makanya lebih simpel mengabadikan momen dengan kamera ponsel.

Karena sibuk menyelesaikan naskah buku, aktivitas memotret jarang sekali saya lakukan. Hari ini kepengin motret pake DSLR, eh memory cardnya nggak ada. Pake kamera tablet yang lebih jernih, baterainya habis. Yang ada tinggal kamera ponsel. Tak apalah. Sekalian sebagai obat kanget. Langsung saja menyiapkan setting tempat. Reflektor sisi kiri dengan styrofoam. Bloking cahaya sisi kanan dengan kertas. Ini  memanfaatkan cahaya matahari pagi yang masuk ke jendela. Arah cahaya matahari dari sisi kanan.

Hasilnya? Tak terlalu buruk. Kurang tajem. Blokingnya lebih susah untuk mengurangi overexposure di sisi kanan. Kalo pake DSLR sebenarnya tidak overexposure. Mungkin juga pengaruh ukuran sensor kamera ponsel yang jauh lebih kecil daripada kamera DSLR.

Menggunakan kamera ponsel Samsung Galaxy Young GT-S5360


Nemu Harta Karun untuk Properti Food Photography

No comments:

Post a Comment